Wednesday, 23 March 2016

Miss Communication~Pengantar



Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Tujuan umum dari komunikasi adalah membangun hubungan antar pribadi, meningkatkan hubunan antar pribadi, memperthankan hubungan antar pribadi dan memperbaiki hubungan antar pribadi.
Sebaliknya. Misscommunication (salah komunikasi) adalah salah satu akibat dari proses komunikasi yang tidak bisa diterima baik oleh ke dua pihak, yang menyebabkan tujuan atau misi dari komunikasi tersebut tidak tercapai. 
MissCommunication (terjadinya kesalahan dalam salah satu proses komunikasi) akan menyebabkan tidak tercapainya tujuan atau misi yang hendak di capai. Seperti yang terjadi dalam hubungan Indonesia dengan Australia, dimana pihak Australia menganggap pernyataan Indonesia mengenai “Negara Bebas Teroris” di terjemahkan oleh Australia sebagai “Indonesia Gudang Teroris”. Hal ini menyebabkan dampak yang kurang baik dalam hubungan kedua negara tersebut. Yang bisa berakibat juga pada jumlah wisatawan yang ada di Indonesia.
Contoh lain adalah saat seorang guru atau dosen menjelaskan materi kepada siswa atau mahasiswanya, jika tidak dengan penjelasan yang detail bisa terjadi miss communication pada pelajaran tersebut, yang menyebabkan siswa atau mahasiswa tersebut tidak bisa mengerjakan soal pada saat ujian.Untuk meminimalisir miss communication kita harus bisa mengetahui dengan jelas siapa lawan bicara kita, dengan begitu kita bisa lebih mudah apa yang akan kita bicarakan.
Dari contoh di atas dapat kita simpulkan bahwa komunikasi sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan. Contoh lain dalam kehidupan hubungan antara dosen dan juga mahasiswa, dengan adanya komunikasi yang baik dan di jaga satu sama lain maka kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik.
Misscommunication biasa terjadi pada komunikasi antara kedua pihak. Miss communication terjadi biasanya dikarenakan bahasanya, atau ejaan kalimatnya atau mungkin juga pengetahuan kedua pihak tersebut tidak sama, Atau bisa juga karena media yang digunakan. 
Misscommunication juga biasanya terjadi karena salah satu pihak tidak mengerti dengan pesan yang disampaikan dan disebabkan karena kurangnya inforamsi atas pesan yang disampaikan itu.
Contohnya, jika ada orang suku bugis yang berbicara menggunakan bahasa bugis kepada orang yang bersuku muna yang notabennya menggunakan bahasa muna, tidak akan mencapai titik temu karena kedua pihak tersebut tidak saling mengerti bahasa yang digunakan masing-masing. 
Contoh lain dari misscommunication, misalanya yang dilakukan oleh seorang guru disekolah SMA sekitar tahun 2010 yang lalu, seperti yang dituturkan oleh mantan siswa SMA tersebut atas nama Muhidin Sam Mongkito. 
”Ketika itu saya masih SMA kelas IIIA, semua guru-guru diSMA mengetahui bahwa siswa-siswa dikelas IIIA merupakan siswa-siswa yang rajin dan sopan. Pada suatu hari, tepatnya hari kamis, saya dan teman-teman saya masuk pelajaran pertama yaitu pelajaran TIK. Seperti biasa pak guru menanyakan batas catatan TIK kami pada minggu lalu. Beliau berkata, “sampai dimana batas catatan minggu lalu”, dan pada saat itu, salah seorang teman saya menjawab pertanyaan pak guru “sampai dikata tidak penting, pak !” pak guru kami bertanya sekali lagi, “sampai dimana catatannya!, “dengan nada suara yang keras, teman saya menjawab lagi pertanyaan itu “sampai dikata tidak penting pak !, spontan pada saat itu, pak guru kami langsung marah dan beliau berkata bahwa kami menganggap mata pelajaran TIK itu tidak penting. Teman saya mencoba menjelaskan bahwa batas catatan kami minggu lalu sampai dikata tidak penting, akan tetapi pak guru kami tetap berkata bahwa saya dan teman-teman saya menganggap mata pelajaran TIK itu tidak penting. Setelah absen kelas dilempar dilantai. Pak guru kami pergi kekantor kepala sekolah untuk melaporkan masalah ini. Teman sayapun dipanggil kekantornya bapak kepala sekolah untuk menanyakan kejadian sebenarnya. Ketika itu saya menenmani teman saya untuk kekantor bapak kepala sekolah, mewakili teman –teman dikelas, saya menunjukan batas catatan kami minggu lalu dibuku paket TIK dan saya menjelaskan bahwa batas catatan kami minggu lalu sampai dikata “tidak penting lagi pulang pergi kewarnet untuk mencari informasi, tetapi batas catatan teman saya hanya pada kata tidak penting. Akhirnya kepala sekolah memahami persoalan yang sebenarnya dan meminta saya dan teman-teman saya untuk minta maaf kepada pak guru kami. 
Akar persoalan misscommunication diatas adalah bahasa atau pengucapan kalimat dari salah satu pihak (teman saya/pengirim pesan) tidak jelas dan pesan yang disampaikannya tidak lengkap, yang pada akhirnya membuat pihak yang lainnya (pak guru/penerima pesan) salahpaham dan tidak memahami maksud dari bahasa atau kalimat yang disampaikan oleh pihak yang lain (pengirim pesan). Apabila salah satu pihak (penerima pesan) dapat memahami maksud dari kalimat yang disampaikan oleh pihak lain (pengirim pesan), maka tidak akan terjadi kesalahpahaman antara kedua belah pihak tersebut.
Dari contoh yang dituturkan oleh mantan seorang siswa SMA tersbut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bahasa atau ejaan kalimat yang tidak lengkap atau pesan yang disampaikan tidak jelas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinnya misscomunication.
Contoh miscommunication yang saya alami:
Saya (suku muna) pernah melakukan dialog dengan salah seorang teman saya (suku moronene) diasrama fajar jaya. Saya sedang bermain gitar didepan kamarku, ketika saya lagi asyik menyanyi teman saya (suku moronene) datang menemani saya. Teman saya pun berkata,
“kamu lagi “momalu” apa ! (istilah bahasa bombana “menyanyi”), 
Saya pun menjawab, “saya tidak malu-malu ko !, dan setelah itu saya lanjutkan main gitar lagi, saya menyanyi lagu tentang rindu. Teman saya berkata lagi,” 
Kamu lagi “Mokoau” sama siapa kah ! (istilah bahasa bombana “rindu”),. Saya pun menjawab, “saya tidak kenapa-kenapa.
Contoh lain dari miscommunication yang saya alami adalah :
Saya memanggil teman saya untuk datang dikamar menemani saya mengerjakan tugas pengantar ilmu komunikasi, teman saya bertanya kepada saya, “ko lagi bikin apakah,! Saya pun menjwab” “saya lagi kerja tugas pengantar ilmu komunikasi. Setelah melihat-lihat saya mengetik, teman saya bertanya lagi,”masih banyak kah tugasmu,! 
Saya menajawab,”iyo, masih banyak, harus cukup lima halaman.
Tidak lama kemudian, teman saya pergi kekamarnya, dan setelah dikamar dia ditanya sama temannya, “dia lagi bikin apa muhidin,! 
Teman saya menjawab,” idin lagi kerja tugasnya,”
Temannya bertanya lagi,”tugas apa yang dia kerjakan,”
teman saya menjawab,”tugas ilmu komunikasi dan harus lima bahasa,”
tidak lama kemudian mereka berdua datang dikamar saya, spontan orang yang mendengar informasi dari teman saya tadi langsung berkata,
”idin kalaw kamu lagi kerja tugas lima bahasa, kamu panggil aja anak-anak diasrama ini, ada yang dari wanci, bombana, muna, ko tinggal panggil saja.
Saya pun meluruskan informasi yang dia dapat, bahwa “saya lagi kerja tugas komunikasi dan harus lima halaman bukan harus lima bahasa.
Dari kedua contoh diatas dapat disimpulkan bahwa miscommunication terjadi karena salah satu pihak tidak mengerti dengan pesan yang disampaikan oleh pihak yang lainnya dan miscommunication terjadi karena bahasa atau informasi yang didapat dari salah satu pihak tidak sama dengan informasi yang sebernarnya.
Contoh miscommunication lainnya :
Pada hari sabtu tanggal 19 november 2011, salah seorang teman saya menyampaikan pengumuman kepada seluruh orang-orang yang ada diasrama fajar jaya, agar pada hari minggu dapat ikut kerja bakti membersihkan asrama.
Teman saya berkata bahwa “ Besok pagi akan ada kegiatan kerja bakti diasrama fajar, jadi diharapkan kepada seluruh teman-teman yang ada diasrama, dapat ikut bersama-sama dalam kegiatan kerja bakti ini.
Lalu saya pun menyampaikan kepada teman-teman lainnya yang belum mengetahui pengumuman yang disampaikan oleh teman saya, bahwa “ Besok pagi teman-teman dari asrama fajar jaya akan mengadakan kegiatan, jadi diharapkan kepada seluruh teman-teman dapat ikut kegiatan tersebut.
Setelah itu temana saya pun menyampaikan kepada teman yang satu kamarnya, dia berkata bahwa” Besok, ada kegiatan yang akan diadakan oleh teman-teman yang ada diasrama fajar jaya dan kita harus ikut, lagian besok hari minggu, dan kita juga membutuhkan refresing”.
Akhirnya teman saya bertanya kepada saya, “besok kita akan jalan-jalan dimana kah!, Saya pun menjawab perkataan teman saya, “besok kita tidak akan jalan kemana-mana”. 
Teman saya menjawab, “tapi ada kegiatan yang akan dilaksanakan besok.” 
Dengan singkat saya menjawab, “iya”.
Teman saya berkata; bahwa “besok dia tetap akan ikut kegiatan itu. Biar jalan-jalan kemana, yang penting bisa refresing”.
Itulah sebagian contoh dari Miscommunication sehingga dapat berakibat buruk kepada orang yang menjadi korban miscommunication. Hanya karena miscommunication, rusaklah semua. Maka sia-sia sudah apa yang menjadi point penting masalah yang disampaikan. Sehingga point yang seharusnya disampaikan terlepas dari apa yang disampaikan.
Maka dari itu Miscommunication bisa juga diartikan interaksi antara dua pihak di mana tidak ada kecocokan sebagaimana yang diinginkan oleh pihak lainnya. Miscommunication memang seringkali terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Apalagi menjadi tantangan yang besar saat kita berada dilingkungan kita.
Pentingnya bersikap tenang dan rileks saat menghadapi suatu masalah, sehingga kita dapat mengambil langkah selanjutnya dengan tepat. Dan berilah kesempatan otak untuk berpikir/mengolah setiap kata yang tersimpan, dan berilah point-point yang penting untuk disampaikan kembali. Dengan itu semua dapat merasakan point-point penting, dampaknya semua memahami dan mengerti apa yang disampaikan sehingga tidak terjadi Miscommunication.

No comments:

Post a Comment