BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dakwah dan komunikasi sebagai aktivitas manusia,
sama – sama tua, setua sejarah manusia itu sendiri. Komunikasi ada sejak
kelahiran manusia, demikian pula dakwah sebagai kegiatan dan proses sudah
ada sejak kelahirannya. dakwah dikembangkan dengan ilmu komunikasi, dan ilmu
komunikasi juga mengalami perluasan area dan perkembangan melalui intensitas dakwah,
yang selalu membutuhkan kreatifitas dan pengembangan metode, materi dan
sebagainya.
Dakwah sebagai proses informasi nilai–nilai
keislaman membutuhkan apa yang dinamakan proses pengkomunikasian.
Kandungan ajaran islam yang didakwahkan merupakan sekumpulan pesan–pesan
yang dikomunikasikan kepada manusia. Disinilah berlaku pola proses dakwah
dengan proses komunikasi. Apalagi bahwa ajaran–ajaran keagamaan tidak
semuanya berupa bentuk keterangan yang gamblang. Sebaliknya kebanyakan pesan
keagamaan justru berupa lambang–lambang atau symbol – symbol yang harus
diuraikan dan diinterpretasikan, agar dapat dipahami oleh manusia,
sehingga peran komunikasi secara umum bagi dakwah sangat dominan.
Menurut Osgood, proses komunikasi ditinjau dari
peranan manusia dalam hal memberi interpretasi (penafsiran) terhadap lambang–lambang
tertentu (massage=pesan). pesan-pesan di sampaikan (encode) kepada komunikan
(dalam bahasa dakwah disebut mad'u) untuk kemudian ditafsirkan dan selanjutnya
disampaikan kembali kepada pihak komunikator, dalam bentuk pesan–pesan baik
berupa feedback atau respons tertentu sebagai efek dari pesan yang
dikomunikasikan.
Jika dianalisa keseluruhan proses dakwah, maka dapat
dilihat bahwa terjadi keselarasan antara proses komunikasi dengan proses
dakwah. maka wajar saja jika banyak orang yang mengatakan bahwa proses
dakwah adalah proses komunikasi itu sendiri. tentu yang dimaksud adalah proses
komunikasi keagamaan.
Dakwah dalam kerangka proses komunkasi inilah yang
didalam berbagai istilah islam disebut sebagai tabligh, yang menjadi inti dari
komunikasi dakwah. Tabligh berkaitan dengan sifat dan fungsi utama Rasul, jadi
tabligh ini tidak hanya diartikan sebagai menyampaikan pesan keagamaan saja,
apalagi dibatasi dengan penyampaian secara lisan.
Sehingga istilah tabligh disini
nampaknya lebih pas jika diartikan sebagai proses penyampaian pesan atau
risalah keagamaan melalui berbagai metode, bermacam media, dan mencakup materi
– materi keagamaan umumnya, sehingga manusia yang menjadi sasarannya dapat
menerima dan memahami pesan dari tabligh tersebut, baik dalam bentuk feedback
langsung (menolak atau menerima), atau responsi perbuatan langsung.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar Belakang diatas, maka
rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Apa pengertian dari Komunikasi ?
2.
Apa Pengertian dari dakwah ?
3.
Apa Pengertian Komunikasi Dakwah ?
4.
Bagaimana Hubungan antara Komunikasi dan
Dakwah ?
5.
Bagaimana hubungnan Proses Komunikasi
Dengan Penyampaian Pesan Dakwah ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
1. Untuk
mengetahui definisi atau pengertian dari komunikasi dan dakwah,
2. Untuk
Mengetahui definisi atau pengertian dari komunikasi dakwah,
3. Untuk
mengetahui hubungan antara komunikasi dan dakwah, dan
1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini, antara lain :
1. Dapat
Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang mata kuliah komunikasi dakwah,
2. Diharapkan
makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan apabila ada penyusunan makalah
atau penyusunan karya tulis ilmiah dengan konsep atau kajian ilmu yang sejenis.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Komunikasi
Ilmu komunikasi secara istilah komunikasi atau di
dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata latin communication,
bersumber dari kata Communis yang berarti “sama”, sama disni maksudnya adalah sama makna. Sedangkan menurut Cherry komunikasi berpangkal
pada perkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata
dalam bahasa latin Communico yang artinya membagi (Cherry dalam Stuart,1983).
Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa
Latin cum, sebuah kata depan yang artinya dengan atau bersama dengan, dan kata
units, sebuah kata bilangan yang berati satu. Dua kata tersebut menbentuk kata
benda communion, artinya kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan,
pergaulan atau hubungan. Karena untuk ber-comunio di perlukan adanya usaha dan
kerja, kata itu dibuat menjadi kata kerja communicate, yang berarti membagi
sesuatu dengan seseorang, tukar menukar, membicarakan sesuatu dengan orang,
memberitahukan sesuatu kepada orang, bercakap – cakap, bertukar fikiran,
berhubungan, berteman. Jadi, komunikasi berati pemberitahuan, pembicaraan,
percakapan, pertukaran pikiran, atau hubungan.
Sedangkan komunikasi secara sederhana, dapat
didefinisikan sebagai proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan melalui media yang menimbulkan akibat tertentu. Dalam pelaksanaannya,
Komunikasi dapat dilakukan secara primer (langsung) maupun secara skunder
(tidak langsung).
Menurut Shannon dan Weaver (1949), komunikasi adalah
bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu
samalainya,sengaja atau tidak di sengaja.Tidak terbatas pada bentuk komunikasi
menggunakan bahasa verbal,tetapi juga dalam hal ekspresi muka,lukisan,seni dan
teknologi. Kegiatan komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran idea
tau gagasan secara sederhana, dengan demikian kegiatan komunikasi itu dapat
dipahami sebagai kegiatan penyampaian pesan atau ide, arti dari satu pihak ke
pihak yang lain, dengan tujuan untuk tujuan komunikasi yaitu menghasilkan
kesepakatan bersama terhadap idea tau pesan yang disampaikan tersebut.
Dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur yang
mutlak harus di penuhi, ketiga unsur tersebut harus ada, jika tidak
makakomunikasi tidak akan terjadi,oleh karena itu setiap unsur dalam komunikasi
itu mempunyai hubungan yang sangat erat, artinya keberhasilan komunikasi itu di
tentukan oleh semua unsur tersebut, unsur itu adalah :
1.
Komunikator/sender/pengirim
2.
Komunikan/receiver/penerima
3.
Channell/saluran/media.
2.2 Pengertian Dakwah
Secara etimologi, kata dakwah berasal dari bahasa
Arab, yaitu da’a-yad’u-da’watan, yang artinya mengajak, menyeru, memanggil.
Warson Munawwir, menyebutkan bahwa dakwah artinya adalah memanggil (to call),
mengundang (to invite), mengajak (to summon), menyeru (to propose), mendorong
(to urge) dan memohon (to pray).
Dakwah dalam pengertian tersebut dapat dijumpai
dalam ayat-ayat Al-Qur’an antara lain :
Firman Allah SWT:
قَالَ رَبِّ
السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي إِلَي
Artinya:
Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi
ajakan mereka kepadaku.(Qs. Yusuf:33)
وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى دَارِ السَّلامِ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى
صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Aryinya:
“Allah menyeru (manusia) ke Darussalam (surga), dan menunjuki orang yang
dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam).” (Qs. Yunus:25)
Sedangkan orang yang melakukan seruan atau ajakan
tersebut dikenal dengan panggilan Da’i (orang yang menyeru). Tetapi mengingat
bahwa proses memanggil dan menyeru tersebut juga merupakan suatu proses
penyampaian (Tabliqh) atau pesan-pesan tertentu, maka dikenal juga istilah
mubaligh yaitu orang yang berfungsi sebagai komunikator untuk menyampaikan
pesan kepada pihak komunikan.
Dengan demikian Sehingga definisi dakwah
dapat kita rumuskan sebagai berikut : “segala usaha dan kegiatan yang disengaja
dan direncanakan dalam bentuk wujud dari sikap, ucapan, dan perbuatanyang
mengandung ajakan dan seruan langsung ataupun tidak langsung ditujukan kepada
perorangan atau masyarakat bahkan golongan agar terpanggil hatinya kepada
ajaran islam untuk dipelajari, dihayati, dan diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari”
2.3 Pengertian Komunikasi Dakwah
Menurut Colin Chery, berdasarkan pendekatan sosiologis
mendefinisikan komunikasi sebagai uasaha untuk membuat satuan sosial dari
individu dengan menggunakan bahasa, atau tanda dalam memiliki sendiri
serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan guna mencapai tujuan, komunikasi
merupakan peristiwa sosial yang bertujuan untuk memberikan informasi, membentuk
pengertian, menghibur, bahkan mempengaruhi orang lain.
Sebenarnya dakwah itu sendiri adalah komunikasi,
dakwah tanpa komunikasi tidak akan mampu berjalan menuju target-target yang
diinginkan, demikian komunikasi tanpa dakwah akan kehilangan nilai-nilai Ilahi
dalam kehidupan. Maka dari sekian banyak definisi dakwah ada sebuah definisi
yang menyatakan, bahwa dakwah adalah proses komunikasi efektif dan kontinyu,
bersifat umum dan rasional, dengan menggunakan cara-cara ilmiah dan sarana yang
efesien, dalam mencapai tujuan-tujuannya.
Jalaluddin Rakhmat berpendapat bahwa juru dakwah
atau orang yang menyampaikan (tabligh) pesan dakwah disebut dalam ilmu
komunikasi sebagai komunikator atau orang yang menyampaikan pesan kepada pihak
komunikan. Secara umum komunikasi memiliki kecenderungan menyampaikan
pesan-pesan yang sifatnya lebih umum, baik tentang informasi yang sifatnya
ilmiah ataupun yang lainnya. Komunikasi sendiri memiliki banyak keterkaitan
dengan keilmuan-keilmuan umum seperti psikologi, serta ilmu-ilmu social
lainnya. komunikasi dan dakwah menurut Jalaluddin Rakhmat dengan menggabungkan
ide dakwahnya melalui kemampuan berkomunikasi yang baik, sehingga jelas bahwa
baik kata komunikasi ataupun dakwah secara khusus tidak memiliki kesamaan,
namun secara umum kesamaan antara komunikasi dan dakwah pada pesannya dimana
pesan pada keilmuan bidang komunikasi lebih bersifat umum sedangkan pesan yang
ada dalam keilmuan bidang dakwah lebih khusus pada bidang keagamaan Islam .
2.4 Hubungan Antara Komunikasi Dan
Dakwah
Kegiatan dakwah merupakan salah satu kegiatan
komunikasi, dimana Da’i mengkomunikasikan pesan kepada mad’u,
perorangan atau kelompok. Secara teknis dakwah adalah komunnikasi antara Da’i
(komunikator) dan Mad’u (komunikan). Semua hukum yang berlaku dalam ilmu
komunnikasi berlaku juga dalam dakwah, hambatan komunikasi adalah hambatan
dakwah,dan bagaimana mengungkapkan apa yang tersembunyi di balik perilaku
manusia dakwah sama juga dengan apa yang harus di kerjakan pada manusia
komunikan.
Hubungan antara komunikasi dan dakwah dapat ditinjau
dari dua hal, yaitu :
1.
Ditinjau dari Dakwah bagian dari
Komunikasi
2.
Ditinjau dari Keilmuan Komunikasi Dakwah
3.
Dakwah Bagian Dari Komunikasi
2.4.1
Dakwah
Bagian Dari Komunikasi
Dakwah sebagai proses informasi nilai-nilai
keislaman membutuhkan apa yang dinamakan proses pengkomunikasian. Kandungan
ajaran islam yang didakwahkan merupakan sekumpulan pesan-pesan yang
dikomunikasikan kepada manusia. Disinilah berlaku pola proses dakwah dengan
proses komunikasi. Apalagi bahwa ajaran-ajaran keagamaan tidak semuanya berupa
bentuk keterangan yang gamblang. Sebaliknya kebanyakan pesan keagamaan justru
berupa lambang-lambang atau simbol-simbol yang harus diuraikan dan
diinterpretasikan, agar dapat dipahami oleh manusia
Menurut Osgood, proses komunikasi ditinjau dari
peranan manusia dalam hal memberi interpretasi (penafsiran)
terhadap lambang-lambang tertentu (massage = pesan). pesan-pesan
disampaikan (encode) kepada komunikan (dalam bahasa dakwah disebut mad'u) untuk
kemudian ditafsirkan dan selanjutnya disampaikan kembali kepada pihak
komunikator, dalam bentuk pesan-pesan
baik berupa feedback atau respons tertentu sebagai efek dari pesan yang dikomunikasikan.
Jika dianalisa keseluruhan proses dakwah, maka dapat dilihat bahwa terjadi
keselarasan antara proses komunikasi dengan proses dakwah. maka wajar saja jika
banyak orang yang mengatakan bahwa proses dakwah adalah proses komunikasi itu
sendiri. Tentu yang dimaksud adalah proses komunikasi keagamaan.
Dakwah dalam kerangka proses komunkasi inilah yang
didalam berbagai istilah islam disebut sebagai tabligh. tabligh ini tidak hanya
diartikan sebagai menyampaikan pesan keagamaan saja, yang dibatasi dengan
penyampaian secara lisan. Sehingga istilah tabligh disini diartikan sebagai
proses penyampaian pesan atau risalah keagamaan, melalui berbagai metode,
bermacam media, dan mencakup materi-materi keagamaan umumnya, sehingga manusia
yang menjadi sasarannya dapat menerima dan memahami pesan dari tabligh
tersebut, baik dalam bentuk feedback langsung (menolak atau menerima), atau
responsi perbuatan langsung.
Di antara keduanya terdapat satu persamaam yang tak
dapat dipungkiri lagi. Adapun mengenai perbedaan antara komunikasi dan dakwah
dapat dilihat dari tabel di bawah ini :
DAKWAH
|
KOMUNIKASI
|
1. Pesan
yang disampaikan lebih spesifik dibanding dengan pesan dalam komunikasi,
dakwah biasanya berhubungan dengan amar ma’ruf dan nahi munkar.
|
1. Komunikasi
cakupannya lebih luas dibandingkan dengan dakwah. Tidak ada batasan pesan
dalam komunikasi. Apapun yang termasuk pesan atau informasi dan disampaikan,
itu termasuk komunikasi.
|
2. Target
dalam dakwah biasanya lebih spesifik untuk sesuatu yang berhubungan dengan
keislaman.
|
2. Sasaran
dalam berkomunikasi luas
|
3. Dakwah
mengandung seruan atau ajakan kepada jalan kebenaran.
|
3. Komunikasi
merupakan proses penyampaian informasi atau ide atau gagasan.
|
2.4.2
Keilmuan
komunikasi Dakwah
Untuk menjadi sebuah ilmu itu secara umum harus
memiliki kriteria dan proses tertentu. Harsoyo dalam bukunya Apakah ilmu itu
menyebutkan bahwa kriteria ilmu itu adalah :
Ø Rasional
Ø Empiris
Ø Umum
Ø Akumulatif
Dan bagaimana dengan Komunikasi dakwah ? Komunika
dakwah sebagai baghian dari ilmu sosial yaitu ilmu dakwah dan ilmu komunikasi. Yang
dimksud dengan Rasional adlah sifat kegiatan pemikiran yang tersusunsecara
sistematis, hal ini terdapat dalam komunikasi dakwah, baik dalam pengajaran
yang ditunjang oleh hasil penelitian maupun dalam penerapannya, melakukan
fungsinya dalm masyrakat.
Sifat empiris juga terpenuhi dalam komunikasi dakwah
yaitu dalam setiap permasalahan komunikasi dakwah tunduk pada pada pemeriksaan
atau verifikasi pancaindera manusia. Observasi empiris yang diverifikasikan
merupakan fakta yang berhubungan dengan fakta satub dengan yang lainnyaditetapkan
oleh teori. Dalam hal ni fakta adalah yang dijumpai manusia dalam
pengalamannya.
Sifat umum dari komunikasi dakwah dapat ditampilkan
lewat defini yang tlah dikemukakan. Sedangkankomunikasi dakwah bersifat
akumulatif ,dapat ditelusuri bahwa komunikasi dakwah merupakan perkembangan
bagian dari ilmu komunikasi dan dakwah.
No.
|
Komponen Dakwah
|
Objek
Kajian Dakwah
|
Ilmu
Yang Berkaitan
|
1.
|
Pelaku
(Dai)
|
Perilaku Sosial,
latar Belakang, sosiokultural,religiusitas,posisi hukum.
|
Psikologi sosial, antropologi,
sosiologi, Etnografi, Sosio agama , dan ilmu hukum
|
2.
|
Pesan
Dakwah
|
Struktur, isi
,appleals
|
Agama
,Sosioluguistik, Psikologi Retrotika, Logika dan Argumentasi
|
3.
|
Sasaran
Dakwah
|
Pelaku Sosial,
Latar Belakang ,Sosiocutural ,dan proses/sosialisasi nilai masalah sosial
|
Psikologi sosial, Sosiologi, Sosial Planing, Sosial
Change, Communication, Etnografi, Psikologi Sosiologi agama, dan ilmu Politik
|
4.
|
Media
Dakwah
|
Accesability,
effectiveness , Ownershif, Dan Economy
|
Ilmu Komuikasi
(media analisis) dan Ilmu ekonomi
|
5.
|
Efek
Dakwah
|
Perilaku Individual
|
Psikologi sosial, Sosiologi, Antropologi , dan ilmu
Politik.
|
6.
|
Metode
Dakwah
|
Hikmah ,
Mujuadalah, Maudha, Hasanah,persuasi , Edukasi, dan koeksi
|
Komunikasi, Ilmu
Pendidikan, social Planning
|
2.5 Hubungnan Proses Komunikasi Dengan
Penyampaian Pesan Dakwah
Dalam Interaksi antara Da'i dan Mad'u, Da'i dapat
menyampaikan pesan-pesan dakwah (materi dakwah), melalui alat atau sarana yang
ada. Komunikasi dalam proses dakwah tidsak hanya ditujukan untuk memberikan pengertian,
mempengaruhi sikap, membina hubungan sosial yang baik, tapi tujuan terpenting
dalam berkomunikasi adalah mendorong Mad'u untuk bertindak melaksanakan
ajaran-ajaran agama dengan terlebih dahulu memberikan pengertian-pengertian,
mempengaruhi sikap, dan membina hubungan baik. Dalam proses bagaimana Mad'u
menerimsa informasi, mengolahnya, menyimpan, dan menghasilkan informasi dalam
psikologi komunikasi disebut sebagai sistem komunikasi Intra Personal.
Jalaluddin Rakhmat memandang dalam proses penyampaian pesan dakwah melalui
media baik cetak maupun elektronik, seorang juru dakwah harus mampu
menyesuaikan kedudukannnya sebagai komunikator yang berhadapan dengan sekian
banyak audiens dan dengan latar belakang pendidikan, usia, profesi yang
berbeda. Dalam penyampaian pesan dakwah secara lisan atau langsung, juru dakwah
akan berhadapan dengan kelompok audiens yang mempunyai kecenderungan sama.
Sehingga para juru dakwah dapat menampilkan penyampaian pesan dakwah yang
sesuai dengan kebutuhan. Baik penyampaian dakwah secara langsung atau tidak
langsuang, jelas mempunyai perhubungan yang tidak dapat dipisahkan dengan
proses komunikasi mengingat komunikasi mempunyai sifat baik secara langsung
atau tidak langsung .
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas dapat
disimpulkan bahwa pada hakikatnya komunikasi yang baik merupakan komunikasi
yang bisa memberikan kesan makna yang mendalam bagi para pendengarnya. Artinya,
pesan yang terkandung dalam komunikasi tersebut mudah untuk dicerna dan
disampaikan. Apaliga dalam kegiatan dakwah. Kegiatan dakwah adalah kegiatan
komunikasi, dimana Da’i mengkomunikasikan pesan kepada
mad’du,perorangan atau kelompok. Secara teknis dakwah adalah komunnikasi antara
Da’i (komunikator) dan Mad’u (komunikan). Semua hukum yang berlaku dalam ilmu
komunikasi berlaku juga dalam dakwah, hambatan komunikasi adalah hambatan
dakwah, dan bagaimana mengungkapkan apa yang tersembunyi di balik perilaku
manusia dakwah sama juga dengan apa yang harus di kerjakan pada manusia
komunikan.
Perbedaan dakwah dengan komunikasi
terletak pada muatan pesannya, pada komunikasi sifatnya netral sedangkan pada
dakwah terkandung nilai keteladanan dan kebenaran. Namun, Jika di kaitkan
antara komunikasi dan dakwah, pada haqiqatnya komunikasi dan dakwah memiliki
hungan dan tujuan yang sama, yaitu proses penyampaian dan
sasarannya adalah manusia.
3.2
Saran
Dari makalah ini penyusun menyadari masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan di dalam pembuatannya. Untuk itu penyusun
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak,
agar dalam pembuatan makalah yang akan datang akan lebih baik dan tidak akan
terjadi kesalahan lagi. Semoga dengan adanya makalah ini, kita dapat menambah pengetahuan kita tentang Komunikasi
Dakwah.
DAFTAR
PUSTAKA
Faizah, Mukhsin Lalu, Psikologi Dakwah,
Prenada Media Group : Jakarta, 2009
Anas, Ahmad, Paradigma Dakwah Kontemporer, Aplikasi
Teiritis dan Praktis Dakwah sebagai Solusi Problematika Kekinian, PT. Pusataka
Rizki Putra : Semarang, 2006

No comments:
Post a Comment