Menjelaskan konsep dasar pendekatan penelitian kualitatif
Menurut Sukmadinata (2005) dasar penelitian kualitatif adalah
konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak,
interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan
oleh setiap individu. Peneliti kualitatif percaya
bahwa kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui
penelaahan terhadap orang-orang melalui interaksinya dengan situasi
sosial mereka (Danim, 2002).
Penelitian kualitatif mengkaji
perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif
dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami
fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian
arti atau pengertian penelitian kualitatiftersebut adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci (Sugiyono, 2005).
Ada lima ciri pokok karakteristik metode penelitian kualitatif yaitu:
1. Menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data
Penelitian
kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data.
Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan
kajian utama penelitian kualitatif. Peneliti pergi ke lokasi tersebut,
memahami dan mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu interaksi
berlangsung di tempat kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya,
menggali sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat
itu. Hasil-hasil yang diperoleh pada saat itu segera disusun saat itu
pula. Apa yang diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan
di mana tingkah laku berlangsung.
2. Memiliki sifat deskriptif analitik
Penelitian
kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti
hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen,
catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak
dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera melakukan
analisis data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan,
membandingkan, menemukan pola atas dasar data aslinya (tidak
ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan
mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian
naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab
pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi.
Untuk itu peneliti dituntut memahami dan menguasai bidang ilmu yang
ditelitinya sehingga dapat memberikan justifikasi mengenai konsep dan
makna yang terkandung dalam data.
3. Tekanan pada proses bukan hasil
Tekanan
penelitian kualitatif ada pada proses bukan pada hasil. Data dan
informasi yang diperlukan berkenaan dengan pertanyaan apa, mengapa, dan
bagaimana untuk mengungkap proses bukan hasil suatu kegiatan. Apa yang
dilakukan, mengapa dilakukan dan bagaimana cara melakukannya memerlukan
pemaparan suatu proses mengenai fenomena tidak dapar dilakukan dengan
ukuran frekuensinya saja. Pertanyaan di atas menuntut gambaran nyata
tentang kegiatan, prosedur, alasan-alasan, dan interaksi yang terjadi
dalam konteks lingkungan di mana dan pada saat mana proses itu
berlangsung. Proses alamiah dibiarkan terjadi tanpa intervensi peneliti,
sebab proses yang terkontrol tidak akan menggambarkan keadaan yang
sebenarnya. Peneliti tidak perlu mentaransformasi data menjadi angka
untuk mengindari hilangnya informasi yang telah diperoleh. Makna suatu
proses dimunculkan konsep-konsepnya untuk membuat prinsip bahkan teori
sebagai suatu temuan atau hasil penelitian tersebut.
4. Bersifat induktif
Penelitian
kualitatif sifatnya induktif. Penelitian kualitatif tidak dimulai dari
deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan yakni fakta empiris.
Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu proses atau penemuan yang
tenjadi secara alami, mencatat, menganalisis, menafsirkan dan
melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses tersebut.
Kesimpulan atau generalisasi kepada lebih luas tidak dilakukan, sebab
proses yang sama dalam konteks lingkungan tertentu, tidak mungkin sama
dalam konteks lingkungan yang lain baik waktu maupun tempat. Temuan
penelitian dalam bentuk konsep, prinsip, hukum, teori dibangun dan
dikembangkan dari lapangan bukan dari teori yang telah ada. Prosesnya
induktif yaitu dari data yang terpisah namun saling berkaitan.
5. Mengutamakan makna
Penelitian
kualitatif mengutamakan makna. Makna yang diungkap berkisar pada
persepsi orang mengenai suatu peristiwa. Misalnya penelitian tentang
peran kepala sekolah dalam pembinaan guru, peneliti memusatkan perhatian
pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang dibinanya. Peneliti
mencari informasi dari kepala sekolah dan pandangannya tentang
keberhasilan dan kegagalan membina guru. Apa yang dialami dalam membina
guru, mengapa guru gagal dibina, dan bagaimana hal itu terjadi. Sebagai
bahan pembanding peneliti mencari informasi dari guru agar dapat
diperoleh titik-titik temu dan pandangan mengenai mutu pembinaan yang
dilakukan kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan (kepala
sekolah dan guru) diungkap oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan
hasil penelitian secara sahih dan tepat.
Berdasarkan ciri di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatiftidak
dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari
lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan
ditarik maknanya dan konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik,
tanpa harus menggunakan angka, sebab lebih mengutamakan proses
terjadinya suatu peristiwa dalam situasi yang alami. Generalisasi tak
perlu dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks
dan situasi tertentu. Realitas yang kompleks dan selalu berubah menuntut
peneliti cukup lama berada di lapangan.
Penyusunan desain penelitian
Desain
penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan
pelaksanaan penelitian. Desain dalam perencanaan penelitian bertujuan
untuk melaksanakan penelitian, sehingga dapat diperoleh suatu logika,
baik dalam pengujian hipotesis maupun dalam membuat kesimpulan. Desain
rencana penelitian yang baik akan dapat menterjemahkan model-model
ilmiah, ke dalam operasional penelitian secara praktis. Sedangkan desain
pelaksanaan penelitian meliputi proses membuat percobaan ataupun
pengamatan serta memilih pengukurn-pengukuran variabel, memilih
prosedurdan teknik sampling, alat-alat untuk mengumpulkan data kemudian
membuat coding, editing dan memproses data yang dikumpulkan termasuk
proses analisa data serta membuat laporan.
Desain penelitian
merupakan cetak biru yang menentukan pelaksanaan selanjutnya. Penyusunan
desain ini dilakukan setelah kita menetapkan topic (judul) penelitian
yang akan dilaksanakan. Dalam desain penelitian terdapat pertanyaan
tentang apa, mengapa dan bagaimana masalah tersebut diteliti dengan
menggunakan prinsip-prinsip metodologis. Pada umumnya suatu penelitian
mengandung dua aspek yang saling berhubungan dan merupakan persyaratan
untuk suatu penelitian. Kedua aspek tersebut, yaitu:
Substansi PenelitianØ
Dalam
suatu penelitian harus ada masalah yang menunjukkan substansi dari
masalah yang akan diteliti. Biasanya substansi ini mengacu pada teori
tertentu yang berada dalam lingkup suatu ilmu pengetahuan. Suatu
penelitian harus memiliki signifikansi teoritis dan signifikansi
praktis.
Metodologi PenelitianØ
Penelitian
terhadap substansi itu harus memenuhi persyaratan metoologi penelitian
sebagai suatu proses yang sistematis, terkendalai, kritis dan analitis.
Dalam dua syarat desain penelitian tadi pada umumnya dapat dibagi dalam
dua pokok, yaitu konseptualisasi masalah dan operasionalisasi. Kedua
aspek tersebut disusun sebagai berikut:
• Latar Belakang Penelitian
• Tujuan dan Hipotesis
• Kerangkan Dasar Penelitian
• Penarikan Sampel
• Metode Pengumpulan Data
• Analisis Data
Susunan dari kedua pokok diatas akan diuraikan penjelasannya di bawah ini.
A. Latar Belakang Penelitian
Latar
belakang penelitian merupakan pondasi dari seluruh proses penelitian
karena semua konsep dasar dapat dijelaskan pada bagian ini. Latar
belakang penelitian disebut juga judul pendahuluan. Oleh sebab itu,
terdapat 3 bagian penting yang harus diketahui, yaitu: Pertama,
dasar-dasar pemikiran tentang pentingnya masalah yang akan diteliti
dengan melalui dua cara, yaitu: secara teoritis dan secara empiris.
Kedua, perumusan masalah. Pada bagian ini, yaitu untuk mengungkapkan
kesenjangan-kesenjangan yang ada dan usaha-usaha yang pernah dilakukan
untuk menanggulanginya. Dan yang ketiga atau terakhir adalah
mengungkapkan pentingnya (signifikansi) penelitian yang akan dilakukan.
Latar
belakang penelitian ini disajikan mengenai keadaan atau fakta aktual
yang menarik perhatian untuk diteliti sehingga dari uraian fakta-fakta
aktual yang terjadi bisa dilihat permasalahannya secara jelas.
Fakta-fakta yang ditampilkan sebaiknya mewakili komunitas atau kelompok
populasi yang akan diteliti untuk lebih menjelaskan permasalahan yang
akan diteliti. Jadi, dalam belakang penelitian ini, seorang peneliti
harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas.
Melalui analisis masalah tersebut, peneliti harus dapat menunjukkan dan
membuktikan adanya penyimpangan dan menuliskan mengapa masalah itu
diteliti.
B. Tujuan dan Hipotesis
Bertitik tolak dari latar
belakang penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka secara
eksplisit tujuan yang akan dikehendaki akan tercapai. Tujuan penelitian
ini adalah jawaban terhadap pertanyaan dasar penelitian telah
diungkapakan dalam latar belakang desain penelitian. Tujuan penelitian
merupakan keinginan-keinginan atas hasil penelitian dengan
mengetengahkan indikator-indikator apa yang hendak ditemukan dalam
penelitian, terutama yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian.
Oleh sebab itu, tujuan penelitian harus relevan dan konsisten dengan
identifikasi masalah, rumusan masalah dan mencerminkan proses
penelitiannya.
Tujuan penelitian ini terjadi atas tujuan umum dan
tujuan khusus. Dalam hal ini tujuan penelitian tidak sama dengan tujuan
yang ada pada sampul isi laporan, yang merupakan tujuan formal, tetapi
tujuan ini berkaitan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian.
Tujuan ini berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Tujuan
penelitian tersebut akan dipertajam dengan menyusunnya dalam bentuk
hipotesis. Sehingga hipotesis tersebut disebut dengan jawaban tentatif
terhadap pertanyaan penelitian. Dan rumusan masalah serta tujuan
penelitian ini akan ditemukan jawabannya pada kesimpulan penelitian.
C. Kerangka Dasar Penelitian
Dalam
kerangka dasar penelitian ini diungkapkan semua variabel yang akan
diteliti rumusan operasionalnya, yang dilengkapi dengan indikator
empiris dan pengukurannya. Kemudian semua variabel tersebut disusun
dalam suatu kerangka hipotesis yang memperlihatkan pola hubungan antar
variabel yang sama dengan variabel yang lain. Dari masing-masing
variabel ini disusun definisi operasionalnya, karena definisi ini
menuntun peneliti pada pengumpulan data yang relevan dan valid. Semua
variabel yang telah didefinisikan itu berada dalam suatu kerangka
hipotesis sesuai dengan tipe penelitian yang ingin kita lakukan.
Kerangka dasar untuk hipotesis dengan bivariate berbeda dengan kerangka
dasar untuk hipotesis dengan multivariate.
D. Penarikan Sampel
Susunan
berikutnya dalam desain penelitian ini adalah penarikan sampel, yaitu
perencanaan tentang bagaimana sampel ditarik. Sampel penelitian adalah
sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat
mewakili seluruh populasi pernyataan diatas merupakan pendapat dari
Sugiyono (1997:57).
Sampel merupakan bagian dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Oleh sebab
itu, sampel harus refresentatif. Selain itu, harus mengerti tentang
besar ukuran sampel, teknik sampling dan karakteristik populasi dalam
sampel.
Dalam hal ini, terlebih dahulu harus dilakukan dengan
digambarkan besar, batas-batas dan ciri-ciri penelitian. Besarnya
dinyatakan dalam jumlah anggota (satuan analisis) yang tercakup dalam
populasi itu. Kemudian digambarkan juga seberapa besar sampel yang akan
ditarik, dan bagaimana cara menariknya. Dalam cara penarikan sampel ini
dilakukan dengan dua macam teknik, yaitu probability sampling dan
nonprobability sampling.
E. Metode Pengumpulan Data
Pada
bagian ini menunjukkan bagaimana data dari masing-masing variabel yang
telah disebutkan sebelumnya dikumpulkan dari jampel penelitian. Diantara
berbagai metode yang ada dipilih yang sesuai sehingga akan mendapatkan
data yang valid dan dapat dipercaya. Metode tersebut antara lain:
wawancara, kuesioner, angket, observasi dan documenter. Dan untuk setiap
variabel dapat digunakan dua atau lebih metode, salah satunya adalah
metode yang diutamakan dan yang lainnya dipakai untuk mengontrol atau
melengkapi metode utama. Sebaiknya untuk mendapatkan data yang lengkap
dan objektif harus menggunakan berbagai teknik sangat diperlukan. Jika
satu teknik dipandang mencakupi, maka teknik lain tidak perlu digunakan
dan tidak efisien. Begitu pula sebaliknya, jika satu teknik dipandang
belum mencukupi, maka peneliti harus menggunakan teknik-teknik yang
lain.
F. Analisis Data
Dalam rangka mencapai tujuan
penelitian, data yang akan dikumpulkan harus dianalisis. Rancangan
tentang analisis ini harus diungkapkan, supaya lebih sistematis maka
harus dilakkukan melalui dua tahap. Tahap pertama disebut analisis
pendahuluan dan tahap kedua disebut analisis lanjut. Analisis
pendahuluan, terbatas pada analisis deskriptif untuk setiap variabel
pada sampel. Tujuannya untuk mengetahui karakteristik setiap variabel
pada sampel, dan menentukan alat analisis pada analisis lanjut.
Sedangkan analisis lanjut bertujuan untuk menguji hipotesis. Bentuk
hipotesis yang diajukan akan menentukan teknik statistik mana yang akan
digunakan. Jadi, sejak membuat rancangan, maka teknik analisis data ini
telah ditentukan.
permasalahan
dalam penelitian (mengidentifikasi masalah, rumusan masalah
penelitian,latar belakang masalah, serta defenisi operasional dan
asumsi)
Rumusan masalah
adalah kalimat
tanya yang tegas dan jelas mengenai apa pemecahan masalah yang dicari
dalam penelitian tersebut supaya menambah ketajaman masalah.
Rumusan masalah harus jelas dan menunjukkan kesesuaian dengan tujuan penelitian.
Rumusan
masalah, tujuan, dan manfaat penelitian merupakan hal yang terkait.
Untuk lebih memahami ketiga hal tersebut,silahkan disiimak tulisan
beriku tini.
Latar BelakangPenelitian
Latar belakang penelitian merupakan pondasi dari seluruh proses
penelitian karena semua konsep dasar dapat dijelaskan pada bagian ini.
Latar belakang penelitian disebut juga judul pendahuluan. Oleh sebab
itu, terdapat 3 bagian penting yang harus diketahui, yaitu: Pertama,
dasar-dasar pemikiran tentang pentingnya masalah yang akan diteliti
dengan melalui dua cara, yaitu: secara teoritis dan secara empiris.
Kedua, perumusan masalah. Pada bagian ini, yaitu untuk mengungkapkan
kesenjangan-kesenjangan yang ada dan usaha-usaha yang pernah dilakukan
untuk menanggulanginya. Dan yang ketiga atau terakhir adalah
mengungkapkan pentingnya (signifikansi) penelitian yang akan dilakukan.
Latar
belakang penelitian ini disajikan mengenai keadaan atau fakta aktual
yang menarik perhatian untuk diteliti sehingga dari uraian fakta-fakta
aktual yang terjadi bisa dilihat permasalahannya secara jelas.
Fakta-fakta yang ditampilkan sebaiknya mewakili komunitas atau kelompok
populasi yang akan diteliti untuk lebih menjelaskan permasalahan yang
akan diteliti. Jadi, dalam belakang penelitian ini, seorang peneliti
harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas.
Melalui analisis masalah tersebut, peneliti harus dapat menunjukkan dan
membuktikan adanya penyimpangan dan menuliskan mengapa masalah itu
diteliti
perumusan masalah penelitian
rumusan
masalah adalah kalimat tanya yang tegas dan jelas mengenai apa pemecahan
masalah yang dicari dalam penelitian tersebut supaya menambah ketajaman
masalah.
Rumusan masalah harus jelas dan menunjukkan kesesuaian dengan tujuan penelitian.
Semua proses
penelitian yang harus berangkat dari masalah yang akan di pecahkan.
Merumuskan masalah yang baink dalam langkah penelitian bukanlah hak yang
mudah.termaksud para peneliti yang sudah berpengalaman sekalipun.
Padahal, apabila dicermati,masalah itu selalu ada dilingkungan
sekeliling kita. Semua
sisi kehidupan mencakup masalah.merumuskan masalah merupakan hulu dari
penelitian dan merupakan langkah awal yang penting sekaligus sebagai
pekerjaan yang sulit dalam penelitian ilmiah. Dan agar meneliti maupun
siapa yang melihat hasil penelitian tidak binging.
Masalah timbul
biasanya disebabkan oleh variable tantangan. Kesangsian atau
kebingungan terhadapsuatu hal. Makna ganda, halangan dan rintanganantar
kegiatan.jika masalah salah satu mewakili dari hal tersebut, kemudian
ada keinginan untuk memecahkan masalah tersebut maka hal tersebut harus dirumuskan dengan baik.
Cara merumuskan masalah penelitian yang benar
Masalah
penelitian berbeda dengan masalah-masalah lainnya. Tidak semua masalah
kehidupan dapat menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian terjadi
jika ada kesenjangan (gap) antara yang seharusnya dengan kenyataan yang
ada, antara apa yang diperlukan dengan yang tersedia antara harapan dan
kenyataan.
1. Kriteria Masalah Penelitian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih masalah penelitian.
a. Memiliki nilai penelitian
Masalah yang akan dipecahkan akan berguna atau bermanfaat yang positif.
b. Memiliki fisibilitas
Fisibilitas artinya masalah tersebut dapat dipecahkan atau dijawab.
Faktoryang perlu diperhatikan, antara lain:
1. Adanya data dan metode untuk memecahkan masalah tersebut,
2. batas-batas masalah yang jelas,
3. adanya alat atau instrumen untuk memecahkannya,
4. adanya biaya yang diperlukan, dan
5. tidak bertentangan dengan hukum.
c. Sesuai dengan kualitas peneliti
Sesuai dengan kualitas peneliti artinya tingkat kesulitan masalah disesuaikan dengan tingkat kemampuan peneliti.
2. Rumusan Masalah Penelitian yang Baik
Rumusan masalah penelitian yang baik, antara lain:
a. Bersifat orisinil, belum ada atau belum banyak orang lain yang meneliti masalah tersebut.
b. Dapat berguna bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan terhadap masyarakat.
c. Dapat diperoleh dengan cara-cara ilmiah.
d. Jelas dan padat, jangan ada penafsiran yang lain terhadap masalah tersebut.
e. Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya.
f. Bersifat etis, artinya tidak bertentangan atau menyinggung adat istiadat, ideologi, dan kepercayaan agama.
3. Sumber Masalah Penelitian
Sumber masalah penelitian, antara lain:
a. Buku bacaan atau laporan hasil penelitian.
b. Pengamatan sepintas.
c. Pernyataan pemegang otoritas.
d. Perasaan intuisi.
e. Diskusi, seminar, dan pertemuan ilmiah lainnya.
Berdasarkan topik atau masalah penelitian yang telah ditemukan maka dapat dilakukan tahapan-tahapan penelitian berikutnya.
Studi Pendahuluan dan Merumuskan Masalah
1. Studi Pendahuluan
Setelah
calon peneliti memilih dan menemukan masalah, langkah selanjutnya
adalah melakukan studi pendahuluan yang bertujuan untuk mendalami
permasalahan sehingga calon peneliti benar-benar dapat mempersiapkan
perencanaan selanjutnya.
Studi pendahuluan ini mempunyai tujuan sebagaj berikut.
a. Agar peneliti tidak mengulang hasil penelitian orang lain.
b. Mengetahui dengan pasti apa yang diteliti.
c. Mengetahui di mana atau kepada siapa data atau informasi dapat diperoleh.
d. Memahami bagaimana teknik atau cara memperoleh data atau informasinya.
e. Dapat menentukan metode yang tepat untuk menganalisis data atau informasi tersebut.
f. Memahami bagaimana harus mengambil kesimpulan dan cara memanfaatkan hasilnya.
g. Studi pendahuluan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Studi kepustakaan, yaitu membaca artikel, paper, buku-buku teori yang terkait, hasil penelitian sebelumnya, dan sebagainya.
2. Bertanya, berkonsultasi dengan seseorang yang dianggap ahli atau narasumber.
3. Kunjungan ke lokasi atau ke daerah di mana masalah penelitian itu bersumber.
2. Merumuskan Masalah
Setelah
pengidentifikasian, pemilihan masalah, dan melakukan studi pendahuluan
serta sudah yakin terhadap masalah yang dipilih, kemudian dilakukan
perumusan masalah penelitian. Hasil perumusan masalah itu dapat
dijadikan topik atau judul penelitian.
Perumusan masalah penelitian harus memenuhi kriteria sebagai berikut.
a. Masalah biasanya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan.
b. Rumusan masalah harus jelas, padat, dan dapat dipahami oleh orang lain.
c. Rumusan masalah harus mengandung unsure data yang mendukung pemecahan masalah penelitian.
d. Rumusan masalah harus merupakan dasar dalam membuat kesimpulan sementara (hipotesis).
e. Masalah harus menjadi dasar bagi judul penelitian.
merumuskan tujuan dan manfaat penelitian
Tujuan penelitian
memuat uraian
yang menyebutkan secara spesifik maksud atau tujuan yang hendak dicapai
dari penelitian yang dilakukan. Maksud-maksud yang terkandung di dalam
kegiatan tersebut baik maksud utama maupun tambahan, harus dikemukakan
dengan jelas.
Cara yang
relatif mudah untuk menulis tujuan penelitian adalah menghubungkannya
dengan rumusan masalah yang telah dibuat. Rumusan masalah berupa kalimat
pertanyaan, jadi tujuan penelitian tulislah dengan hasil yang ingin
dicapai dari rumusan masalah tsb.
Harus diingat
bahwa tujuan penelitian bukanlah untuk mengejar gelar S1, sebab
kelulusan bukanlah tujuan penelitian tapi tujuan dari mengerjakan
skripsi.
Manfaat penelitian
Setiap hasil
penelitian pada prisipnya harus berguna sebagai penunjuk praktek
pengambilan keputusan dalam artian yang cukup jelas. Manfaat tersebut
baik bagi perkembangan ilmu pengetahuan, manfaat bagi obyek yang
diteliti, maupun manfaat bagi peneliti sendiri.
No comments:
Post a Comment