BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
untuk full Teksnya download saja disini
2.1
Tinajuan
Pustaka
2.1.1
Komunikasi
1.
Pengertian
Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin communis yang berarti “sama”, communico, communnicatio, atau
communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi yang
merupakan akar dari kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa
suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Berbicara
tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar ataupun yang salah.
Seperti juga model atau teori, definisi harus dilihat dari kemanfaatannya untuk
menjelaskan fenomena yang didefiniskan dan mengevaluasinya (Mulyana, 2005:46).
Pengertian komunikasi secara
umum ada
tiga. Pertama, pengertian secara
etimologis atau asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin
communicatio, yang bersumber dari kata communis yang berarti sama, dalam arti
kata sama makna , communication yang
berarti memberi tahu atau bertukar pikiran
tentang pengetahuan, informasi atau pengalaman seseorang (trough
communication people share knowledge,
information or experience).
Kedua, pengertian secara terminologis adalah komunikasi merupakan proses
penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang
lain. Pengertian ini menjelaskan bahwa komunikasi ini melibatkan sejumlah orang
dengan seseorang
menyatakan sesuatu kepada orang
lain dan orang yang terlibat dalam komunikasi disebut
human communication.
Ketiga, pengertian secara paradigmatik yaitu komunikasi yang berlangsung
menurut suatu pola
dan
memiliki tujuan tertentu, dengan pola
komunikasi yang
sebenarnya memberi tahu, menyampaikan pikiran dan perasaan, mengubah
pendapat maupun sikap (Suprapto, 2011:6).
Setiap proses tentu terdapat unsur-unsur didalamnya
yang mendukung proses itu sehingga dapat berlangsung dan membentuk sebuah
proses. Hal tersebut tak terkecuali dengan proses komunikasi dimana melibatkan
unsur-unsur sebagai berikut :
1. Sender :
komunikator yang menyampaikan
pesan kepada seseorang
atau kepada sejumlah orang.
2. Encoding :
proses penyandian, yakni
proses pengalihan pikiran
kedalam bentuk lambing
3. Message :
pesan yang merupakan
seperangkat lambing bermakna
yang disapaikan oleh komunikator
4. Channe/medial: saluran komunikasi tempat berlalunya
pesan dari komunikator terhadap komunikan.
5. Decoding
: proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambing yang disampaikan oleh
komunikator kepadanya.
6. Receiver
: komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
7. Response
: tanggapan, seperangkat reaksi pada
komunikan setelah diterpa pesan.
8. Feedback
: umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan
kepada komunikator.
9. Noise
: gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat
diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang
disampaikan oleh komunikator kepadanya.
Gambar
2.1 : Unsur-Unsur Komunikasi
Sumber:
Effendy, 2003:18-19
2.
Tujuan
Komunikasi
Setiap proses terdapat tujuan yang ingin dicapai,
tanpa terkecuali dalam proses dalam komunikasi. Beberapa tujuan komunikasi tersebut
antara lain :
a. Perubahan
sikap (attitide change)
b. Perubahan
pendapat (opinion change)
c. Perubahan
perilaku (social cgange)
Selain itu, Ada 4 tujuan utama komunikasi yaitu (De
Vita:1997:32) :
1. Penemuan
diri (personal discovery)
Seseorang berkomunikasi dengan
orang lain, maka orang tersebut dapat belajar mengenali dirinya selain juga tentang orang lain. Cara
lain menusia melakukan penemuan diri adalah dengan cara rposes perbandingan
sosial, melalui perbandingan kemampuan, prestasi, sikap, pendapat, nilai, dan
kegagalan dari orang lain, yang menurut Thibaut dan Kelley dalam De Vito
(1997). Menusia mengevaluasi diri sendiri sebagian besar dengan cara
membandingkan diri kita dengan orang lain.
2. Untuk
berhubungan
Komunikasi unuk berhubungan dengan
orang lain, membina dan memelihara hubungan dengan oranng lain.
3. Untuk
meyakinkan
Komunikasi sehari-hari, manusia
berusaha untuk mengubah sikap dan perilaku orang lain
4. Untuk
bermain
Perilaku komuikasi dirancang untuk
menghibur diri sendiri dan orang lain.
3.
Model
Komunikasi
Model adalah
representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan
unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Menurut Sereno dan Mortensen model
komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya
komunikasi. Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan model adalah analogi yang
mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau
komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model
(Suprapto,
2011:12).
Menurut Windahl dan McQuail seperti yang
dikutip oleh Dani (2004 : 113), mengemukakan bahwa model komunikasi
diterjemahkan sebagai representasi fenomena komunikasi dengan menonjolkan
unsur-unsur terpenting guna memahami suatu proses komunikasi. Dalam West &
Turner (2010:11-14), dijelaskan lebih jauh mengenai tiga model komunikasi yang
paling menonjol yakni: (a) model komunikasi linear/satu arah (komunikasi
sebagai aksi), (b) model komunikasi interaksional (komunikasi sebagai
interaksi), dan (c) model komunikasi transaksional (komunikasi sebagai
transaksi).
a.
Model
Komunikasi Linear/Satu Arah
Model
komunikasi ini diekmukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun
1949 dalam buku The Mathematical of
Communication. enurut Shannon dan Weaver,
komunikasi model linear melibatkan beberapa elemen saja yaitu : a source, or
transmitter of a message, sends a message to a receiver, the recipient of the
message. The receiver is the person who makes sense out of the message.
Menurut paradigma ini, komunikan akan memberikan respon sesuai dengan stimulus
yang diterimanya dari komunikator. Dalam paradigma ini, komunikan dianggap
sebagai makhluk pasif yang menerima apapun yang disampaikan oleh komunikator
(West & Turner, 2010:11).
Gambar 2.2
Model Komunikasi Linear Shannon and Weaver
Sumber :
Mulyana, 2011 : 149
Gambar 2.2 menunjukan bahwa sumber informasi (information Source) memproduksi sebuah pesan (Message) untuk dikomunikasikan. Pesan tersebut
dapat terdiri dari kata-kata lisan ataupun tulisan, musik, gambar dan
lain-lain. Pemancar (transmmiter)
mengubah pesan menjadi isyarat (signal)
yang sesuai bagi saluran yang akan dipergunakan. Saluran (channel) adalah media yang menyalurkan isyarat dari pemancar kepada
penerima (receiver). Dalam percakapan
sumber informasi adalah benak (brain),
pemancar adalah mekanisme suara yang meenghasilkan isyarat, saluran (channel) adalah udara (Musthan, 2014 :
42).
b.
Model
Komunikasi Sirkuler/Dua Arah
Model ini diperkenalkan oleh Wilbur Schramm (1954) yang
mengkonseptualisasikan model ini sebagai proses komunikasi dua arah oleh dua (atau lebih) komunikator. Menurut Schramm (1954), komunikasi
senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsur, yaitu sumber (source), pesan (message) dan sasaran (destination).sumber
boleh jadi seorang individu (berbicara, menulis, menggambar, memberi isyarat)
atau suatu organisasi komunikasi (seperti penerbit, stasiun televisi, atau
studio film). Pesan dapat berbentuk tinta pada kertas, gelombang suara diudara,
impuls dalam arus listrik, lambaian tangan, bendera di udara atau setiap tanda
yang dapat ditafsirkan. Sasarannya mungkin seorang individu yang mendengarkan,
menonton atau membaca, atau anggota suatu kelompok seperti kelompok diskusi,
kumpulan penonton sepak bola, atau khalayak media massa (Mulyana, 2011 :
151:152).
Model Komunikasi Sirkuler atau yang disebut Komunikasi Dua Arah
merupakan lanjutan dari pendekatan komunikasi satu arah. Pada model komunikasi
dua arah diperkenalkan gagasan tentang umpan balik (feedback). Dalam model ini, penerima (receiver) melakukan seleksi, interpretasi dan memberikan respon
terhadappesan dari pengirim (sender).
Komunikasi dalam model ini dikatakan dua arah dimana setiap partisipan memiliki
peran ganda, dalam arti pada suatu saat bertindak sebagai sender, namun pada suatu waktu yang lain berlaku sebagai receiver (Fajar, 2009 : 120).
Model komunikasi Sirkuler Schramm dapat digambarkan seperti dibawah
ini :
Gambar 2.3
Model Komunikasi Sirkuler Schramm
Sumber :
Mulyana, 2011 : 152
2.1.2
Komunikasi
Interpersonal
1.
Pengertian
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antar orang-orang
secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang
lain secara lansung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari
komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadik communication) yang malibatkan hanya dua orang seperti
suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya
(Mulyana, 2005:81).
Menurut Effendi
seperti yang dikutip oleh Sunarto (2003 : 13), pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif
dalam upaya mengubah
sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya
yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika
itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan,
komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif,
berhasil atau tidaknya. Jika
ia dapat memberikan kesempatan pada
komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran
informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya
di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya (Muhammad,
2005,158-159).
Menurut De Vito
(1989) seperti yang
dikutip oleh Effendy (2003:30) menyatakan bahwa, komunikasi interpersonal
adalah penyampaian pesan oleh satu orang
dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan
berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
Sementara itu, Dean C. Barnlund (1968) seperti yang
dikutip oleh Liliweri (1997:12), mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi
selalu dihubungkan dengan pertemuan antara dua, tiga atau mungkin empat orang
yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur.
Berdasarkan berbagai pendapat tersebut diatas maka kita dapat
merumuskan beberapa ciri komunikasi antarpribadi (Liliweri, 1997:13), yaitu :
1. Spontanitas,
terjadi sambil lalu dengan
media utama adalah tatap muka
2. Tidak
mempunyai tujuan yang
ditetapkan terlebih dahulu,
3. Terjadi
secara kebetulan di antara peserta yang identitasnya kurang jelas,
4. Mengakibatkan dampak yang disengaja dan tidak disengaja,
5. Kerap
kali berbalas-balasan,
6. Mempersyaratkan
hubungan paling sedikit dua orang dengan hubungan yang bebas dan bervariasi,
ada keterpengaruhan,
7. Harus
membuahkan hasil,
8. Menggunakan lambang-lambang yang bermakna.
2.
Tujuan
Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal mempunyai 6 tujuan, antara
lain (Muhammad, 2008, 165-168 ) :
a. Menemukan
Diri Sendiri, Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan
personal atau pribadi. Bila individu terlibat dalam pertemuan interpersonal
dengan individu lain maka individu tersebut belajar banyak tentang diri sendiri
maupun orang lain.
b. Menemukan
Dunia Luar, Komunikasi interpersonal menjadikan individu dapat memahami lebih
banyak tentang diri sendiri dan orang lain yang berkomunikasi dengannya. Banyak
informasi yang seseorang ketahui datang dari komunikasi interpersonal.
c. Membentuk
Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti, Salah satu keinginan orang yang paling
besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak
waktu dipergunakan dalam komunikasi interpersonal diabadikan
untuk membentuk dan
menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
d. Perubahan
Sikap dan Tingkah Laku, Banyak waktu dipergunakan untuk mengubah sikap dan
tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Setiap individu boleh
memilih cara tertentu, misalnya melihat film, membaca buku, memasuki bidang
tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah.
e. Untuk
Bermain dan Kesenangan, Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan
utama adalah mencari kesenangan. Seperti, berbicara dengan teman mengenai
aktivitas pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga, dan sebagainya.
f. Untuk
Membantu, Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan
komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional untuk mengarahkan kliennya.
3.
Faktor
– Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal
Menurut Lunandi (1994 : 85) ada enam faktor yang
mempengaruhi komunikasi interpersonal. Faktor-faktor tersebut adalah :
a.
Citra Diri (Self Image)
Setiap manusia merupakan gambaran
tertentu mengenai dirinya, status sosialnya, kelebihan dan kekurangannya.
Dengan kata lain citra diri menentukan ekspresi dan persepsi orang. Manusia
belajar menciptakan citra diri melalui hubungannya dengan orang lain, terutama
manusia lain yang penting bagi dirinya.
b.
Citra Pihak Lain (The Image of The Others)
Citra pihak lain juga menentukan cara
dan kemampuan orang berkomunikasi. Di pihak lain, yaitu orang yang diajak
berkomunikasi mempunyai gambaran khas bagi dirinya. Kadang dengan orang yang
satu komunikatif lancar, tenang, jelas dengan orang lainnya tahu-tahu jadi
gugup dan bingung. Ternyata pada saat berkomunikasi dirasakan campur tangan
citra diri dan citra pihak lain.
c.
Lingkungan Fisik
Tingkah laku manusia berbeda dari
satu tempat ke tempat lain, karena setiap tempat ada norma sendiri yang harus
ditaati. Disamping itu suatu tempat atau disebut lingkungan fisik sudah barang
tentu ada kaitannya juga dengan kedua faktor di atas.
d.
Lingkungan Sosial
Sebagaimana lingkungan, yaitu fisik
dan sosial mempengaruhi tingkah laku dan komunikasi, tingkah laku dan
komunikasi mempengaruhi suasana lingkungan, setiap orang harus memiliki
kepekaan terhadap lingkungan tempat berada, memiliki kemahiran untuk membedakan
lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.
e.
Kondisi
Kondisi fisik punya pengaruh terhadap
komunikasi yang sedang sakit kurang cermat dalam memilih kata-kata. Kondisi
emosional yang kurang stabil, komunikasinya juga kurang stabil, karena
komunikasi berlangsung timbal balik. Kondisi tersebut bukan hanya mempengaruhi
pengiriman komunikasi juga penerima. Komunikasi berarti peluapan sesuatu yang
terpenting adalah meringankan kesesalan yang dapat membantu meletakkan
segalanya pada proporsi yang lebih wajar.
f.
Bahasa Badan
Komunikasi tidak hanya dikirim atau
terkirim melalui kata-kata yang diucapkan. Badan juga merupakan medium
komunikasi yang kadang sangat efektif kadang pula dapat samar. Akan tetapi
dalam hubungan antara orang dalam sebuah lingkungan kerja tubuh dapat
ditafsirkan secara umum sebagai bahasa atau pernyataan.
4.
Efektifitas Komunikasi Interpersonal
Efektivitas Komunikasi antarpribadi dimulai dengan lima kualitas
umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy),
sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness),
dan kesetaraan (equality) (Londa,
Senduk dan Boham, 2014 : 4-5).
1. Keterbukaan (Opennes)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari
komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus
terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa
orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin
menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi.
2. Empati (Empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai kemampuan
seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat
tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.
3. Sikap Mendukung (Supportiveness)
Hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan dimana terdapat
sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya
dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb.
4.
Sikap Positif (Positiveness)
Kita
mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antarpribadi dengan sedikitnya
dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang
yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua
aspek dari komunikasi antar pribadi.
5. Kesetaraan
(Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali
terjadi ketidaksetaraan.Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih
tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua
orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan
ini, komunikasi antar pribadi akan lebih efektif bila suasananya setara.
2.1.3
Mahasiswa
1.
Pengertian
Mahasiswa
Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat
didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan
tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan
perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang
tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir
kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung
melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling
melengkapi.
Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap
perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada
masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan,
tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup
(Yusuf, 2012: 27).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa ialah seorang peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar
dan menjalani pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik,
politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Sedangkan dalam
penelitian ini, subyek yang digunakan ialah dua mahasiswa yang berusia 23 tahun
dan masih tercatat sebagai mahasiswa aktif.
2.
Peran
dan Fungsi Mahasiswa
Peran dan fungsi mahasiswa sebagai mahasiswa
berbagai macam label pun disandang, ada beberapa macam label yang melekat pada
diri mahasiswa, misalnya: Direct Of Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan
langsung karena SDMnya yang banyak, Agent Of Change, mahasiswa agent perubahan,
maksudnya SDM-SDM untuk melakukan perubahan, Iron Stock, sumber daya manusia
dari mahasiswa itu tidak akan pernah habis, Moral Force, mahasiswa itu kumpulan
orang yang memiliki moral yang baik, Social Control, mahasiswa itu pengontrol
kehidupan sosial,contoh mengontrol kehidupan sosial yang dilakukan masyarakat.
Namun secara garis besar.
Setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat
penting bagi mahasiswa, yaitu:
1. Peranan
moral, dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas
memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung jawab
moral terhadap diri masing-masing sebagai individu untuk dapat menjalankan
kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam
masyarakat.
2. Peranan
sosial, selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki peranan sosial,
yaitu bahwa keberadaan dan segalah perbuatanya tidak hanya bermanfaat untuk
dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
3. Peranan
intelektual. Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insane intelek
haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata. Dalam
arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergulut dengan ilmu
pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas
yang ia miliki selama menjalani pendidikan (http://pamuncar.blogspot.co.id
/2012/06/definisi-peran-dan-fungsi-mahasiswa.html
diakses pada tanggal 22 Januari 2016).
3.
Hak
dan Kewajiban Mahasiswa
a.
Hak
Mahasiswa
Mahasiswa memiliki beberapa hak, antara lain (http://justs
harenad. blogspot. co.id/ 2013/ 07/ hak- dan kewajiban-mahasiswa-menurut.html diakses
pada tanggal 2 Februari2016) :
1.
Memanfaatkan fasilitas perguruan tinggi dalam
rangka kelancaran proses belajar.
2.
Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung
jawab untuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan norma dan susila yang
berlaku dalam lingkungan akademik.
3.
Memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan
bidang akademik sesuai dengan minat, bakat, kegemaran dan kemampuan.
4.
Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan
program studi yang diikutinya serta hasil belajarnya.
5.
Memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
6.
Ikut serta dalam organisasi mahasiswa pada perguruan
tinggi yang bersangkutan.
b. Kewajiban
Mahasiswa
Secara umum, mahasiswa memiliki kewajiban, antara lain (http://
justsharenad.blogspot.co.id/2013/07/ hak - dan kewajiban - mahasiswa-menurut.
htm
diakses
pada tanggal 2 Februari2016) :
1.
Mematuhi semua peraturan/ketentuan yang berlaku pada
perguruan tinggi yang bersangkutan.
2.
Ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan,
ketertiban dan keamanan perguruan tinggi yang bersangkutan.
3.
Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan
kecuali bagi mahasiswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
4.
Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi dan atau
kesenian.
5.
Menjaga kewibawaan dan nama baik perguruan tinggi yang
bersangkutan.
6.
Menjunjung tinggi kebudayaan nasional.
Mahasiswa tentunya harus mengetahui dan melaksanakan Tri Dharma Perguruan
Tinggi yang tercantum dalam Undang-Undang Sisdiknas pasal 20 ayat 3
menerangkan bahwa kewajiban perguruan tinggi terdiri dari tiga hal, yaitu (http://
justsharenad.blogspot.co.id/ 2013/07/hak-dankewajiban-mahasiswa-menurut.htm diakses pada
tanggal 2 Februari2016) :
1.
Pendidikan dan pengajaran berarti berlangsungnya
proses pewarisan ilmu pengetahuan. Disini terlihat peran guru pengajar dan
kakak mahasiswa yang memberikan kita informasi mengenai ilmu pengetahuan dan
informasi yang didapat selama duduk di bangku kuliah. Dan kewajiban untuk kita
untuk mewariskan ilmu tersebut kepada adik kelas mahasiswa kelak dan yang
membutuhkan
2.
Yang kedua, yaitu penelitian dan pengembangan,
kegiatan ini sangat penting dilakukan karena jika kita hanya menguasai
teori semata tentu tidak akan ada gunanya. Seperti pepatah mengatakan, “teori
tanpa praktek lumpuh dan praktek tanpa teori buta”. Jadi hubungan antara ilmu
dan penelitian serta pengembangan itu sangat erat dan tidak bisa dipisahkan
satu sama yang lainnya. Disini penelitian berguna untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan yang kita dapat. Penelitian di perguruan tinggi juga tidak hanya
dilakukan untuk penelitian yang bisa langsung diterapkan dalam jangka pendek
tetapi juga sekaligus yang berguna bagi masa mendatang saat mahasiswa telah
bergabung dalam masyarakat.
3.
Tri dharma yang terakhir yaitu pengabdian kepada
masyarakat, para mahasiswa yang telah mendapatkan ilmu pengetahuan melalui
berbagai macam penelitian bisa langsung diterapkan dengan terjun mengabdi
kepada masyarakat. Dapat terlihat jelas hasil penerapan dari ilmu dan
penelitian yang kita lakukan selama duduk di perguruan tinggi. Aktivitas
ini sendiri dapat dilakukan atas inisiatif individu maupun kelompok tanpa
mencari keuntungan tetapi dengan cara mengabdi tadi. Kegiatan ini sangat
menguntungkan dari berbagai pihak, yaitu sangat membantu masyarakat,
membanggakan bagi almamater perguruan tinggi dan juga bisa menjadi mahasiswa
yang terlatih tentunya mengharumkan nama baik orang tua.
2.1.4
Dosen
1.
Pengertian
Dosen
Menurut Undang-undang No.14 Tahun 2005, Dosen adalah
pendidik profesional dan ilmuan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat. Dosen wajid memiliki kualitas akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain
yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (http://bayudwiristanto.blogspot.co.id/2015/03/kode-etik-profesi-dosen-dan-guru
31.html,
diakses
pada tanggal 22 Januari 2016).
Pada ayat 2 menjelaskan, Dosen adalah pendidik
professional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan,
dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.” Dapat dikatakan tanggung jawab
Dosen secara keilmuan lebih tinggi dari pada guru, meski beban tanggung
jawabnya belum tentu lebih berat dari pada guru. Di mana selain sebagai pekerja
professional dalam bidang mengajar, Dosen harus menjadi ilmuwan yang punya
karya keilmuan tersebar luas ke masyarakat. Karya tersebut adalah dari hasil
proses pengembangan IPTEK dan seni melalui proses pendidikan, penelitian, dan
pengapdian kepada masyarakat. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
Guru dan Dosen adalah pekerja yang memiliki fungsi mirip yaitu sebagai tulng
punggung kecerdasan generasi muda Bangsa (http://www.
kompasiana.com/ banjirembun/ pengertian -guru-dan-dosen
54f6eae8a33311c65c8b4c54,
diakses
pada tanggal 22 Januari 2016).
2.
Tugas
Dosen
Secara umum, dosen memiliki tugas, antara lain (http://
jobsinfopedia.
blogspot.co.id/2015/05/pengertian-tugas-tanggung-jawab-dosen.html, diakses pada tanggal 22 Januari 2016) :
1. Menciptakan
suasanan atau iklim proses pembelajaran yang dapat memotivasi
2. Memiliki
tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut
meliputi bidang profesi, bidang kemahasiswaan, dan bidang kemasyarakatan.
3. Tugas
umum dosen sebagai professional meliputi meliputi mendidik, mengajar dan
melatih.
4. Mengembangkan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. Merencanakan
dan melaksanakan pengajaran.
6. Melaksanakan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
7. Merencanakan,
melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil
pembelajaran.
3.
Hak
dan Kewajiban Dosen
Dalam menjalankan tugasnya dosen memiliki kewajiban
memenuhi kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidikan, sehat
jasmani dan rohani dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan
pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik misalnya, seorang dosen harus
memiliki kualifikasi minimal lulusan program magister (S2). Hak dosen antara
lain memperoleh pengasilan diatas kebutuha hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial. Pengasilan dosen berupa gaji pokok, tunjangan yang
melekat pada gaji, tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus,
tunjangan kehormatan, serta tambahan lainnya yang terkaiddengan tugas sebagai
dosen yang ditetapkan dengan prinsip penghargan atas dasar prestasi. Hak
berikutnya adalah mendapatkan pomosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan
prestasi kerja, memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas
kekayaan intelektual. Dosen juga memiliki hak memperoleh kesempatan untuk
meningkatkan kompetensi, akses sumber belajar, informasi, sarana dan prasarana
pembelajaran, serta penelitian dan pengapdian kepada masyarkat. (http://prasko17.blogspot.
co.id/2014/08/pengertian-hak-dan-kewajiban-dosen.html, diakses pada tanggal 22 januari 2016).
2.1.5
Pelayanan
Pelayanan dalam hal ini sangat erat
kaitannya dengan hal pemberian kepuasaan terhadap pelanggan, pelayanan dengan
mutu yang baik dapat memberikan kepuasaan yang baik pula bagi pelanggannya,
sehingga pelanggan dapat lebih merasa diperhatikan akan keberadaanya oleh pihak
perusahaan. Loina Beranggapan bahwa Pelayanan merupakan suatu proses
keseluruhan dari pembentukan citra perusahaan,baik melalui media berita,
membentuk budaya perusahaan secara internl, maupun melakukan komunikasi tentang
pandangan kepada para pemimpin pemerintahan serta public lainnya yang
berkepentingan (http://www.definisi-pengertian.com/
2015/07/definisi-pengertian-pelayanan.html, diakses pada tanggal
14 Februari 2016).
Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui
aktivitas orang lain secara langsung. Sedangkan, pengertian pelayanan dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah menolong menyediakan segala apa
yang diperlukan orang lain seperti tamu atau pembeli. Menurut Kotler (1994),
pelayanan adalah aktivitas atau hasil yang dapat ditawarkan oleh sebuah lembaga
kepada pihak lain yang biasanya tidak kasat mata, dan hasilnya tidak dapat
dimiliki oleh pihak lain tersebut. Hadipranata (1980) berpendapat bahwa,
pelayanan adalah aktivitas tambahan di luar tugas pokok (job description) yang diberikan kepada
konsumen-pelanggan, nasabah, dan sebagainya-serta dirasakan baik sebagai
penghargaan maupun penghormatan (http://www.
Pengertian ahli. com/2014/08/ pengertian- pelayanan- apa-itu-pelayanan.html, diakses pada
tanggal 14 Februari 2016).
2.1.6
Sistem
Informasi Akademik (SIAKAD)
1.
Pengertian
SIAKAD
SIAKAD (Sistem Informasi Akademik) adalah Suatu sistem Informasi
Akademik yang dibangun untuk memberikan kemudahan kepada pengguna dalam kegiatan
administrasi akademik kampus secara online, seperti proses Penerimaan Mahasiswa
Baru (PMB), pembuatan kurrikulum, pembuatan jadwal kuliah, pengisian Kartu
Rencana Studi (KRS), pengisian nilai, pengelolaan data dosen & mahasiswa (http:// www.siakad-online.com/content/apa-itu-siakad-online, diakses pada
tanggal 14 februari 2016).
Sistem Informasi Akademik secara
khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan Perguruan Tinggi yang menginginkan
layanan pendidikan yang terkomputerisasi untuk meningkatkan kinerja, kualitas
pelayanan, daya saing dan kualitas SDM yang dihasilkannya. Sistem Informasi Akademik sangat membantu dalam pengelolaan data
nilai mahasiswa, mata kuliah, data staf pengajar (dosen)serta administrasi
fakultas/jurusan yang sifatnya masih manual untuk dikerjakan dengan bantuan
Software agar mampu mengefektifkan waktu dan menekan biaya operasional. Sistem Informasi Akademik juga telah disesuaikan dengan
kebutuhan Perguruan Tinggi termasuk pembuatan laporan EPSBED (Evaluasi Program
Studi Berbasiskan Evaluasi Diri) yang diserahkan kepada DIKTI setiap semester
secara otomatis (https://sistem informasiakademik.wordpress.com/tag/siakad/,
diakses pada
tanggal 14 februari 2016).
2.
Tujuan
dan Manfaat SIAKAD
Adapun tujuan dan manfaat yang dapat diambil dari
penerapan sistem informasi akademik adalah (http://khoirulumam2426.
blogspot.co.id//2015/02/sistem-informasi-akademik-siakad.html, diakses pada
tanggal 14 Februari 2016) :
1.
Pengajuan KRS Pengajuan KRS
(KRS Online) merupakan tempat yang dipergunakan bagi mahasiswa untuk
melakukan entry mata kuliah/ pengambilan mata kuliah pada tiap semester.
Setiap mahasiswa baru dapat menggunakan fasilitas ini setelah memenuhi semua
persyaratan untuk pengajuan KRS, antara lain telah membayar SPP, PRKS,
internet, perpustakaan dsb. Pengajuan KRS ini aktif pada waktu tertentu yaitu
pada waktu KRS awal semester/semester sisipan.
2.
Dibentuknya Siakad tujuannya adalah
untuk meningkatkan informasi akademik tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga
sangat penting untuk dosen, dengan adanya Siakad dosen bisa tahu persis
terutama mengenai jadwal mengajar dan juga mengetahui lebih jauh mengenai
mahasiswa, yaitu dengan komunikasi secara langsung dengan mengeluarkan Hot
Massages untuk memberikan pengumuman kepada mahasiswa.
3.
Selain itu dengan adanya Siakad
bisa mengcover mengenai presensi dosen dan apabila dosen mempunyai kinerja
buruk maka akan muncul dalam Hot massages tentang keluhan mahasiswa terhadap
kinerja dosen yang tidak pernah mengajar.
4.
Kemudian dengan adanya Siakad membantu
ploting mata kuliah, dengan jadwal tersebut untuk hari dan jamnya menjadi lebih
pasti dan pengambilan mata kuliah oleh mahasiswa yang bisa langsung diakses,
dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa langsung memilih kelas A atau
kelas yang lainnya.
5.
Keuntungan dengan adanya Siakad banyak
yang dirasakan antara lain untuk melihat data yang diminta khususnya data
akademik cepat sekali, untuk mahasiswa sendiri menjadi lebih cepat karena
dihubungkan dengan internet, efisien karena tidak perlu datang ke kampus tetapi
cukup dilakukan dirumah ataupun melalui internet dimanapun mereka berada
kecuali mereka mempunyai masalah yang harus diselesaikan dikampus.
6.
Keuntungan yang lain bahwa nilai
langsung bisa di Online, artinya mahasiswa dapat melihat
secara Online melalui komputer nilai yang dimilikinya, kemudian
mahasiswa setiap saat bisa melihat perkembangan IP dan IPK nya dan mahasiswa
juga dapat melihat mata kuliah apa yang dapat diambil selanjutnya, salah
satunya jatah KRS semester depan sudah tahu tanpa harus konsultasi terlebih
dahulu ke dosen wali .
2.2 Kerangka Pemikiran
Setiap penelitian yang
dilakukan selalu memerlukan landasan berfikir dalam memecahkan masalah atau
menyoroti masalahnya. Penyusunan kerangka pikiran penelitian, uraian dalam
kerangka pikir merupakan hasil berfikir rasional yang dituangkan secara
tertulis meliputi aspek-aspek yang terdapat di dalam masalah atau sub masalah
(Nawawi, 1991 : 56).
Inti dari
permasalahan dalam penelitian yang akan dilakukan yaitu pola atau model
komunikasi yang terjadi antara mahasiswa dengan dosen menyangkut pelayanan
dalam Sistem Informasi Akademik (SIAKAD). Pelayanan disini menyangkut
Pengimputan Nilai Mahasiswa, Penawaran Mata Kuliah, dan Informasi Nilai Mata
Kuliah Mahasiswa.
Permasalahan dalam
penelitian ini akan dibahas dengan menggunakan pendekatan model dasar
komunikasi yaitu model komunikasi linear yang dikemukakan oleh Shannon dan
Weaver (1949) dan model komunikasi Sirkuler yang dikemukakan oleh Wilbur
Schramm (1954) Seperti yang dikutip oleh (Mulyana, 2011 :148-153). Model
komunikasi linear Shannon dan Weaver menggambarkan komunikasi satu arah. Elemen
dasar model ini antara lain, sumber informasi, alat pemancar, sumber noise
(gangguan), alat penerima dan tujuan. Sedangkan model
komunikasi sirkuler secara harfiah berarti bulat, bundar atau keliling. Dalam
proses sirkuler terjadi umpan balik dari komunikan ke komunikator, sebagai
penentu keberhasilan komunikasi (Mulyana, 2011 : 153).
Berdasarkan kedua Model
Komunikasi tersebut, maka model komunikasi yang terjadi antara mahasiswa dengan
dosen dalam pelayanan SIAKAD dapat berupa model Komunikasi linear atau model
komunikasi Sirkuler ataupun bahkan kedua model tersebut dapat terjadi. Terkait
hal tersebut, Dalam komunikasi linear, dosen dapat menjadi komunikator (sumber
informasi) dan mahasiswa menjadi komunikan (penerima pesan), media yang dapat
digunakan yaitu udara ataupun media lainnya, pesan yang disampaikan menyangkut
tentang pelayanan Sistem Informasi Akademik yang menyangkut Pengimputan nilai
mahasiswa, Penawaran Mata Kuliah, informasi nilai mata kuliah mahasiswa dan
lain-lain, Sedangkan dalam komunikasi
sirkuler, mahasiswa menjadi komunikator ,namun diwaktu lain juga mahasiswa
menjadi komunikan dan begitu juga dosen menjadi komunikator namun diwaktu lain
dosen menjadi komunikan. Media dan pesan dalam komunikasi sirkuler sama dengan
komunikasi linear menyakut pelayanan SIAKAD. Dalam komunikasi linear tidak ada feedback sedangkan dalam komunikasi sirkuler terjadi feedback atau umpan balik yang terjadi
antara mahasiswa maupun dosen sehingga proses komunikasi berjalan terus menerus
dalam jangka waktu tertentu. Dalam prose komunikasi baik linear maupun sirkuler
ada elemen noise (gangguan) baik
gangguan yang berasal dari mahasiswa maupun gangguan yang berasal dari dosen.
Model komunikasi linear
Shannon dan Weaver (1949) dan Model Komunikasi Sirkuler Wilbur Schramm (1954)
dianggap cukup memadai untuk memecahkan permasalahan Model Komunikasi Mahasiswa
dengan Dosen dalam Pelayanan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Jurusan Ilmu
Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Haluoleo. Untuk
mengetahui model apa yang terdapat pada permasalahan tersebut, maka peneliti
meninjau kembali proses komunikasi yang dilakukan mahasiswa dengan Dosen saat Pengimputan
Nilai, penawaran mata kuliah, dan informasi nilai mata kuliah mahasiswa dalam
pelayanan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD).
Untuk menjelaskan
keterkaitan antara teori dengan permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti
menggambarkan keterkaitan tersebut dalam bagan kerangka pikir sebagai berikut :
Bagan
Kerangka Pikir
Sumber : Hasil Modifikasi Peneliti,
2016