Sunday, 24 April 2016

METODOLOGI PENELITIAN~Model Komunikasi Mahasiswa dengan Dosen



BAB III
METODE PENELITIAN

3.1    Lokasi Penelitian
            Penelitian ini akan dilaksanakan di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Halu Oleo. Penentuan lokasi tersebut atas dasar pertimbangan bahwa pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi, telah menerapkan penggunaan SIAKAD dalam proses akademik.
3.2    Objek dan Informan Penelitian
3.2.1   Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah model komunikasi mahasiswa dengan dosen dalam pelayanan Sistem Informasi Akademik Siakad.
3.2.2   Informan Penelitian
Informan penelitian ini yaitu mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2014 berjumlah 155 orang dan mahasiswa angatan 2015 berjumlah 183 orang dengan jumlah keseluruhan mahasiswa yakni 338 orang. Dengan menggunakan teknik purposive sampling maka diambil informan penelitian sebanyak :
1.    Mahasiswa angkatan  2014 ganjil berjumlah 3 orang
2.    Mahasiswa angkatan 2014 genap berjumlah 3 orang,
3.    Mahasiswa angkatan 2015 ganjil berjumlah 3 orang
4.    Mahasiswa angkatan 2015 genap berjumlah 3 orang.
Jadi, total keseluruhan jumlah mahasiswa yang menjadi informan yakni sebanyak 12 orang.
Untuk Full Teksnya Silihkan Download DISINI atau

Tinjauan Pustaka~Model Komunikasi Mahasiswa dengan Dosen



BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
untuk full Teksnya download saja disini

2.1    Tinajuan Pustaka
2.1.1   Komunikasi
1.    Pengertian Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa latin communis yang berarti “sama”, communico, communnicatio, atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama (communis) paling sering disebut sebagai asal kata komunikasi yang merupakan akar dari kata latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar ataupun yang salah. Seperti juga model atau teori, definisi harus dilihat dari kemanfaatannya untuk menjelaskan fenomena yang didefiniskan dan mengevaluasinya (Mulyana, 2005:46).
Pengertian komunikasi secara umum ada tiga. Pertama, pengertian secara etimologis atau asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, yang bersumber dari kata communis yang berarti sama, dalam arti kata sama makna , communication yang berarti memberi tahu atau bertukar pikiran tentang  pengetahuan,  informasi  atau  pengalaman  seseorang  (trough communication people share knowledge, information or experience).
Kedua, pengertian secara terminologis adalah komunikasi merupakan proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Pengertian ini menjelaskan bahwa komunikasi ini melibatkan sejumlah orang dengan seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain dan orang yang terlibat dalam komunikasi disebut human communication.
Ketiga, pengertian secara paradigmatik yaitu komunikasi yang berlangsung menurut suatu pola dan memiliki tujuan tertentu, dengan pola komunikasi yang sebenarnya memberi tahu, menyampaikan pikiran dan perasaan, mengubah pendapat maupun sikap (Suprapto, 2011:6).
Setiap proses tentu terdapat unsur-unsur didalamnya yang mendukung proses itu sehingga dapat berlangsung dan membentuk sebuah proses. Hal tersebut tak terkecuali dengan proses komunikasi dimana melibatkan unsur-unsur sebagai berikut :
1.    Sender  :  komunikator  yang  menyampaikan  pesan  kepada  seseorang  atau kepada sejumlah orang.
2.    Encoding  :  proses  penyandian,  yakni  proses  pengalihan  pikiran  kedalam bentuk lambing
3.    Message  :  pesan  yang  merupakan  seperangkat  lambing  bermakna  yang disapaikan oleh komunikator
4.    Channe/medial: saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator terhadap komunikan.
5.    Decoding : proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambing yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.
6.    Receiver : komunikan yang menerima pesan dari komunikator.
7.    Response : tanggapan,  seperangkat reaksi pada komunikan setelah diterpa pesan.
8.    Feedback : umpan balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.
9.    Noise : gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh komunikan yang berbeda dengan pesan yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.


 







Gambar 2.1 : Unsur-Unsur Komunikasi
Sumber: Effendy, 2003:18-19
2.    Tujuan Komunikasi
Setiap proses terdapat tujuan yang ingin dicapai, tanpa terkecuali dalam proses dalam komunikasi. Beberapa tujuan komunikasi tersebut antara lain :
a.    Perubahan sikap (attitide change)
b.    Perubahan pendapat (opinion change)
c.    Perubahan perilaku (social cgange)
Selain itu, Ada 4 tujuan utama komunikasi yaitu (De Vita:1997:32) :
1.    Penemuan diri (personal discovery)
Seseorang berkomunikasi dengan orang lain, maka orang tersebut dapat belajar mengenali  dirinya selain juga tentang orang lain. Cara lain menusia melakukan penemuan diri adalah dengan cara rposes perbandingan sosial, melalui perbandingan kemampuan, prestasi, sikap, pendapat, nilai, dan kegagalan dari orang lain, yang menurut Thibaut dan Kelley dalam De Vito (1997). Menusia mengevaluasi diri sendiri sebagian besar dengan cara membandingkan diri kita dengan orang lain.
2.    Untuk berhubungan
Komunikasi unuk berhubungan dengan orang lain, membina dan memelihara hubungan dengan oranng lain.
3.    Untuk meyakinkan
Komunikasi sehari-hari, manusia berusaha untuk mengubah sikap dan perilaku orang lain
4.    Untuk bermain
Perilaku komuikasi dirancang untuk menghibur diri sendiri dan orang lain.

3.    Model Komunikasi
Model adalah representasi suatu fenomena, baik nyata ataupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting fenomena tersebut. Menurut Sereno dan Mortensen model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Sedangkan B. Aubrey Fisher mengatakan model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari keseluruhan, unsur, sifat atau komponen yang penting dari fenomena yang dijadikan model (Suprapto, 2011:12).
Menurut Windahl dan McQuail seperti yang dikutip oleh Dani (2004 : 113), mengemukakan bahwa model komunikasi diterjemahkan sebagai representasi fenomena komunikasi dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting guna memahami suatu proses komunikasi. Dalam West & Turner (2010:11-14), dijelaskan lebih jauh mengenai tiga model komunikasi yang paling menonjol yakni: (a) model komunikasi linear/satu arah (komunikasi sebagai aksi), (b) model komunikasi interaksional (komunikasi sebagai interaksi), dan (c) model komunikasi transaksional (komunikasi sebagai transaksi).
a.    Model Komunikasi Linear/Satu Arah
Model komunikasi ini diekmukakan oleh Claude Shannon dan Warren Weaver pada tahun 1949 dalam buku The Mathematical of Communication. enurut Shannon dan Weaver, komunikasi model linear melibatkan beberapa elemen saja yaitu : a source, or transmitter of a message, sends a message to a receiver, the recipient of the message. The receiver is the person who makes sense out of the message. Menurut paradigma ini, komunikan akan memberikan respon sesuai dengan stimulus yang diterimanya dari komunikator. Dalam paradigma ini, komunikan dianggap sebagai makhluk pasif yang menerima apapun yang disampaikan oleh komunikator (West & Turner, 2010:11).
 





Gambar 2.2 Model Komunikasi Linear Shannon and Weaver
Sumber : Mulyana, 2011 : 149
Gambar 2.2 menunjukan bahwa sumber informasi (information Source) memproduksi sebuah pesan (Message) untuk dikomunikasikan. Pesan tersebut dapat terdiri dari kata-kata lisan ataupun tulisan, musik, gambar dan lain-lain. Pemancar (transmmiter) mengubah pesan menjadi isyarat (signal) yang sesuai bagi saluran yang akan dipergunakan. Saluran (channel) adalah media yang menyalurkan isyarat dari pemancar kepada penerima (receiver). Dalam percakapan sumber informasi adalah benak (brain), pemancar adalah mekanisme suara yang meenghasilkan isyarat, saluran (channel) adalah udara (Musthan, 2014 : 42).
b.   Model Komunikasi Sirkuler/Dua Arah
Model ini diperkenalkan oleh Wilbur Schramm (1954) yang mengkonseptualisasikan model ini sebagai proses komunikasi  dua arah oleh dua (atau lebih) komunikator. Menurut Schramm (1954), komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsur, yaitu sumber (source), pesan (message) dan sasaran (destination).sumber boleh jadi seorang individu (berbicara, menulis, menggambar, memberi isyarat) atau suatu organisasi komunikasi (seperti penerbit, stasiun televisi, atau studio film). Pesan dapat berbentuk tinta pada kertas, gelombang suara diudara, impuls dalam arus listrik, lambaian tangan, bendera di udara atau setiap tanda yang dapat ditafsirkan. Sasarannya mungkin seorang individu yang mendengarkan, menonton atau membaca, atau anggota suatu kelompok seperti kelompok diskusi, kumpulan penonton sepak bola, atau khalayak media massa (Mulyana, 2011 : 151:152).
Model Komunikasi Sirkuler atau yang disebut Komunikasi Dua Arah merupakan lanjutan dari pendekatan komunikasi satu arah. Pada model komunikasi dua arah diperkenalkan gagasan tentang umpan balik (feedback). Dalam model ini, penerima (receiver) melakukan seleksi, interpretasi dan memberikan respon terhadappesan dari pengirim (sender). Komunikasi dalam model ini dikatakan dua arah dimana setiap partisipan memiliki peran ganda, dalam arti pada suatu saat bertindak sebagai sender, namun pada suatu waktu yang lain berlaku sebagai receiver (Fajar, 2009 : 120).
Oval: MessageModel komunikasi Sirkuler Schramm dapat digambarkan seperti dibawah ini :
 







Gambar 2.3 Model Komunikasi Sirkuler Schramm
Sumber : Mulyana, 2011 : 152
2.1.2   Komunikasi Interpersonal
1.    Pengertian Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antar orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara lansung, baik secara verbal ataupun nonverbal. Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi ini adalah komunikasi diadik (dyadik communication) yang malibatkan hanya dua orang seperti suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid, dan sebagainya (Mulyana, 2005:81).
Menurut Effendi seperti yang dikutip oleh Sunarto (2003 : 13), pada hakekatnya komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar komunikator dengan komunikan, komunikasi jenis ini dianggap paling efektif dalam upaya mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang, karena sifatnya yang dialogis berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung, komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga. Pada saat komunikasi dilancarkan, komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif atau negatif, berhasil atau tidaknya. Jika ia dapat memberikan kesempatan pada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.
Komunikasi interpersonal adalah proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya (Muhammad, 2005,158-159).
Menurut De Vito  (1989) seperti yang dikutip oleh Effendy (2003:30) menyatakan bahwa, komunikasi interpersonal adalah penyampaian  pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera.
Sementara itu, Dean C. Barnlund (1968) seperti yang dikutip oleh Liliweri (1997:12), mengemukakan bahwa komunikasi antarpribadi selalu dihubungkan dengan pertemuan antara dua, tiga atau mungkin empat orang yang terjadi secara spontan dan tidak berstruktur.
Berdasarkan berbagai pendapat tersebut diatas maka kita dapat merumuskan beberapa ciri komunikasi antarpribadi (Liliweri, 1997:13), yaitu :
1.    Spontanitas, terjadi sambil lalu dengan media utama adalah tatap muka
2.    Tidak mempunyai tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu,
3.    Terjadi secara kebetulan di antara peserta yang identitasnya kurang jelas,
4.    Mengakibatkan dampak yang disengaja dan tidak disengaja,
5.    Kerap kali berbalas-balasan,
6.    Mempersyaratkan hubungan paling sedikit dua orang dengan hubungan yang bebas dan bervariasi, ada keterpengaruhan,
7.    Harus membuahkan hasil,
8.    Menggunakan lambang-lambang yang bermakna.
2.    Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal mempunyai 6 tujuan, antara lain (Muhammad, 2008, 165-168 ) :
a.    Menemukan Diri Sendiri, Salah satu tujuan komunikasi interpersonal adalah menemukan personal atau pribadi. Bila individu terlibat dalam pertemuan interpersonal dengan individu lain maka individu tersebut belajar banyak tentang diri sendiri maupun orang lain. 
b.    Menemukan Dunia Luar, Komunikasi interpersonal menjadikan individu dapat memahami lebih banyak tentang diri sendiri dan orang lain yang berkomunikasi dengannya. Banyak informasi yang seseorang ketahui datang dari komunikasi interpersonal.
c.    Membentuk Dan Menjaga Hubungan Yang Penuh Arti, Salah satu keinginan orang yang paling besar adalah membentuk dan memelihara hubungan dengan orang lain. Banyak waktu  dipergunakan dalam komunikasi   interpersonal   diabadikan   untuk   membentuk   dan   menjaga hubungan sosial dengan orang lain.
d.   Perubahan Sikap dan Tingkah Laku, Banyak waktu dipergunakan untuk mengubah sikap dan tingkah laku orang lain dengan pertemuan interpersonal. Setiap individu boleh memilih cara tertentu, misalnya melihat film, membaca buku, memasuki bidang tertentu dan percaya bahwa sesuatu itu benar atau salah.
e.    Untuk Bermain dan Kesenangan, Bermain mencakup semua aktivitas yang mempunyai tujuan utama adalah mencari kesenangan. Seperti, berbicara dengan teman mengenai aktivitas pada waktu akhir pekan, berdiskusi mengenai olahraga, dan sebagainya.
f.     Untuk Membantu, Ahli-ahli kejiwaan, ahli psikologi klinis dan terapi menggunakkan komunikasi interpersonal dalam kegiatan profesional untuk mengarahkan kliennya.
3.    Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Interpersonal
Menurut Lunandi (1994 : 85) ada enam faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal. Faktor-faktor tersebut adalah :

a.    Citra Diri (Self Image) 
Setiap manusia merupakan gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosialnya, kelebihan dan kekurangannya. Dengan kata lain citra diri menentukan ekspresi dan persepsi orang. Manusia belajar menciptakan citra diri melalui hubungannya dengan orang lain, terutama manusia lain yang penting bagi dirinya.
b.    Citra Pihak Lain (The Image of The Others
Citra pihak lain juga menentukan cara dan kemampuan orang berkomunikasi. Di pihak lain, yaitu orang yang diajak berkomunikasi mempunyai gambaran khas bagi dirinya. Kadang dengan orang yang satu komunikatif lancar, tenang, jelas dengan orang lainnya tahu-tahu jadi gugup dan bingung. Ternyata pada saat berkomunikasi dirasakan campur tangan citra diri dan citra pihak lain.
c.    Lingkungan Fisik
Tingkah laku manusia berbeda dari satu tempat ke tempat lain, karena setiap tempat ada norma sendiri yang harus ditaati. Disamping itu suatu tempat atau disebut lingkungan fisik sudah barang tentu ada kaitannya juga dengan kedua faktor di atas.
d.   Lingkungan Sosial
Sebagaimana lingkungan, yaitu fisik dan sosial mempengaruhi tingkah laku dan komunikasi, tingkah laku dan komunikasi mempengaruhi suasana lingkungan, setiap orang harus memiliki kepekaan terhadap lingkungan tempat berada, memiliki kemahiran untuk membedakan lingkungan yang satu dengan lingkungan yang lain.
e.    Kondisi
Kondisi fisik punya pengaruh terhadap komunikasi yang sedang sakit kurang cermat dalam memilih kata-kata. Kondisi emosional yang kurang stabil, komunikasinya juga kurang stabil, karena komunikasi berlangsung timbal balik. Kondisi tersebut bukan hanya mempengaruhi pengiriman komunikasi juga penerima. Komunikasi berarti peluapan sesuatu yang terpenting adalah meringankan kesesalan yang dapat membantu meletakkan segalanya pada proporsi yang lebih wajar.
f.     Bahasa Badan
Komunikasi tidak hanya dikirim atau terkirim  melalui kata-kata yang diucapkan. Badan juga merupakan medium komunikasi yang kadang sangat efektif kadang pula dapat samar. Akan tetapi dalam hubungan antara orang dalam sebuah lingkungan kerja tubuh dapat ditafsirkan secara umum sebagai bahasa atau pernyataan.
4.    Efektifitas Komunikasi Interpersonal
Efektivitas Komunikasi antarpribadi dimulai dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu keterbukaan (openness), empati (empathy), sikap mendukung (supportiveness), sikap positif (positiveness), dan kesetaraan (equality) (Londa, Senduk dan Boham, 2014 : 4-5).
1.    Keterbukaan (Opennes)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi antarpribadi. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat hidupnya. Memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu komunikasi.
2.    Empati (Empathy)
Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai kemampuan seseorang untuk mengetahui apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.
3.    Sikap Mendukung (Supportiveness)
Hubungan antarpribadi yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap mendukung (supportiveness). Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack Gibb.
4.    Sikap Positif (Positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi antarpribadi dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi antar pribadi.

5.    Kesetaraan (Equality)
Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan.Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi antar pribadi akan lebih efektif bila suasananya setara.
2.1.3   Mahasiswa
1.    Pengertian Mahasiswa
Menurut Siswoyo (2007: 121) mahasiswa dapat didefinisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu ditingkat perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta atau lembaga lain yang setingkat dengan perguruan tinggi. Mahasiswa dinilai memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir dan kerencanaan dalam bertindak. Berpikir kritis dan bertindak dengan cepat dan tepat merupakan sifat yang cenderung melekat pada diri setiap mahasiswa, yang merupakan prinsip yang saling melengkapi.
Seorang mahasiswa dikategorikan pada tahap perkembangan yang usianya 18 sampai 25 tahun. Tahap ini dapat digolongkan pada masa remaja akhir sampai masa dewasa awal dan dilihat dari segi perkembangan, tugas perkembangan pada usia mahasiswa ini ialah pemantapan pendirian hidup (Yusuf, 2012: 27).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa ialah seorang peserta didik berusia 18 sampai 25 tahun yang terdaftar dan menjalani pendidikannnya di perguruan tinggi baik dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas. Sedangkan dalam penelitian ini, subyek yang digunakan ialah dua mahasiswa yang berusia 23 tahun dan masih tercatat sebagai mahasiswa aktif.
2.    Peran dan Fungsi Mahasiswa
Peran dan fungsi mahasiswa sebagai mahasiswa berbagai macam label pun disandang, ada beberapa macam label yang melekat pada diri mahasiswa, misalnya: Direct Of Change, mahasiswa bisa melakukan perubahan langsung karena SDMnya yang banyak, Agent Of Change, mahasiswa agent perubahan, maksudnya SDM-SDM untuk melakukan perubahan, Iron Stock, sumber daya manusia dari mahasiswa itu tidak akan pernah habis, Moral Force, mahasiswa itu kumpulan orang yang memiliki moral yang baik, Social Control, mahasiswa itu pengontrol kehidupan sosial,contoh mengontrol kehidupan sosial yang dilakukan masyarakat. Namun secara garis besar.
Setidaknya ada 3 peran dan fungsi yang sangat penting bagi mahasiswa, yaitu:
1.    Peranan moral, dunia kampus merupakan dunia di mana setiap mahasiswa dengan bebas memilih kehidupan yang mereka mau. Disinilah dituntut suatu tanggung jawab moral terhadap diri masing-masing sebagai individu untuk dapat menjalankan kehidupan yang bertanggung jawab dan sesuai dengan moral yang hidup dalam masyarakat.
2.    Peranan sosial, selain tanggung jawab individu, mahasiswa juga memiliki peranan sosial, yaitu bahwa keberadaan dan segalah perbuatanya tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri tetapi juga harus membawa manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
3.    Peranan intelektual. Mahasiswa sebagai orang yang disebut-sebut sebagai insane intelek haruslah dapat mewujudkan status tersebut dalam ranah kehidupan nyata. Dalam arti menyadari betul bahwa fungsi dasar mahasiswa adalah bergulut dengan ilmu pengetahuan dan memberikan perubahan yang lebih baik dengan intelektualitas yang ia miliki selama menjalani pendidikan (http://pamuncar.blogspot.co.id /2012/06/definisi-peran-dan-fungsi-mahasiswa.html diakses pada tanggal 22 Januari 2016).
3.    Hak dan Kewajiban Mahasiswa
a.    Hak Mahasiswa
Mahasiswa memiliki beberapa hak, antara lain (http://justs harenad. blogspot. co.id/ 2013/ 07/ hak- dan kewajiban-mahasiswa-menurut.html diakses pada tanggal 2 Februari2016) :
1.    Memanfaatkan fasilitas perguruan tinggi dalam  rangka kelancaran proses belajar.
2.    Menggunakan kebebasan akademik secara bertanggung jawab untuk menuntut dan mengkaji ilmu sesuai dengan norma dan susila yang berlaku dalam lingkungan akademik.
3.    Memperoleh pengajaran sebaik-baiknya dan layanan bidang akademik sesuai dengan minat, bakat, kegemaran dan kemampuan.
4.    Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studi yang diikutinya serta hasil belajarnya.
5.    Memperoleh layanan kesejahteraan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
6.    Ikut serta dalam organisasi mahasiswa pada perguruan tinggi yang bersangkutan.
b.   Kewajiban Mahasiswa
Secara umum, mahasiswa memiliki kewajiban, antara lain (http:// justsharenad.blogspot.co.id/2013/07/ hak - dan kewajiban - mahasiswa-menurut. htm diakses pada tanggal 2 Februari2016) :
1.    Mematuhi semua peraturan/ketentuan yang berlaku pada perguruan tinggi yang bersangkutan.
2.    Ikut memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban dan keamanan perguruan tinggi yang bersangkutan.
3.    Ikut menanggung biaya penyelenggaraan pendidikan kecuali bagi mahasiswa yang dibebaskan dari kewajiban tersebut sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4.    Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi dan atau kesenian.
5.    Menjaga kewibawaan dan nama baik perguruan tinggi yang bersangkutan.
6.    Menjunjung tinggi kebudayaan nasional.
Mahasiswa tentunya harus mengetahui dan melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang tercantum dalam Undang-Undang Sisdiknas pasal 20 ayat 3 menerangkan bahwa kewajiban perguruan tinggi terdiri dari tiga hal, yaitu (http:// justsharenad.blogspot.co.id/ 2013/07/hak-dankewajiban-mahasiswa-menurut.htm diakses pada tanggal 2 Februari2016) :
1.    Pendidikan dan pengajaran berarti berlangsungnya proses pewarisan ilmu pengetahuan. Disini terlihat peran guru pengajar dan kakak mahasiswa yang memberikan kita informasi mengenai ilmu pengetahuan dan informasi yang didapat selama duduk di bangku kuliah. Dan kewajiban untuk kita untuk mewariskan ilmu tersebut kepada adik kelas mahasiswa kelak dan yang membutuhkan
2.    Yang kedua, yaitu penelitian dan pengembangan, kegiatan ini sangat penting dilakukan karena jika  kita hanya menguasai teori semata tentu tidak akan ada gunanya. Seperti pepatah mengatakan, “teori tanpa praktek lumpuh dan praktek tanpa teori buta”. Jadi hubungan antara ilmu dan penelitian serta pengembangan itu sangat erat dan tidak bisa dipisahkan satu sama yang lainnya. Disini penelitian berguna untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang kita dapat. Penelitian di perguruan tinggi juga tidak hanya dilakukan untuk penelitian yang bisa langsung diterapkan dalam jangka pendek tetapi juga sekaligus yang berguna bagi masa mendatang saat mahasiswa telah bergabung dalam masyarakat.
3.    Tri dharma yang terakhir yaitu pengabdian kepada masyarakat, para mahasiswa yang telah mendapatkan ilmu pengetahuan melalui berbagai macam penelitian bisa langsung diterapkan dengan terjun mengabdi kepada masyarakat. Dapat terlihat jelas hasil penerapan dari ilmu dan penelitian yang kita lakukan selama duduk di perguruan tinggi. Aktivitas  ini sendiri  dapat dilakukan atas inisiatif individu maupun kelompok tanpa mencari keuntungan tetapi dengan cara mengabdi tadi. Kegiatan ini sangat menguntungkan dari berbagai pihak, yaitu sangat membantu masyarakat, membanggakan bagi almamater perguruan tinggi dan juga bisa menjadi mahasiswa yang terlatih tentunya mengharumkan nama baik orang tua.
2.1.4   Dosen
1.    Pengertian Dosen
Menurut Undang-undang No.14 Tahun 2005, Dosen adalah pendidik profesional  dan ilmuan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dosen wajid memiliki kualitas akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional (http://bayudwiristanto.blogspot.co.id/2015/03/kode-etik-profesi-dosen-dan-guru 31.html, diakses pada tanggal 22 Januari 2016).
Pada ayat 2 menjelaskan, Dosen adalah pendidik professional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.” Dapat dikatakan tanggung jawab Dosen secara keilmuan lebih tinggi dari pada guru, meski beban tanggung jawabnya belum tentu lebih berat dari pada guru. Di mana selain sebagai pekerja professional dalam bidang mengajar, Dosen harus menjadi ilmuwan yang punya karya keilmuan tersebar luas ke masyarakat. Karya tersebut adalah dari hasil proses pengembangan IPTEK dan seni melalui proses pendidikan, penelitian, dan pengapdian kepada masyarakat. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Guru dan Dosen adalah pekerja yang memiliki fungsi mirip yaitu sebagai tulng punggung kecerdasan generasi muda Bangsa (http://www. kompasiana.com/ banjirembun/ pengertian -guru-dan-dosen 54f6eae8a33311c65c8b4c54, diakses pada tanggal 22 Januari 2016).
2.    Tugas Dosen
Secara umum, dosen memiliki tugas, antara lain (http:// jobsinfopedia. blogspot.co.id/2015/05/pengertian-tugas-tanggung-jawab-dosen.html, diakses pada tanggal 22 Januari 2016) :
1.    Menciptakan suasanan atau iklim proses pembelajaran yang dapat memotivasi
2.    Memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemahasiswaan, dan bidang kemasyarakatan.
3.    Tugas umum dosen sebagai professional meliputi meliputi mendidik, mengajar dan melatih.
4.    Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5.    Merencanakan dan melaksanakan pengajaran.
6.    Melaksanakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
7.    Merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
3.    Hak dan Kewajiban Dosen
Dalam menjalankan tugasnya dosen memiliki kewajiban memenuhi kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi pendidikan, sehat jasmani dan rohani dan memenuhi kualifikasi lain yang dipersyaratkan satuan pendidikan tinggi tempat bertugas, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik misalnya, seorang dosen harus memiliki kualifikasi minimal lulusan program magister (S2). Hak dosen antara lain memperoleh pengasilan diatas kebutuha hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial. Pengasilan dosen berupa gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, tunjangan kehormatan, serta tambahan lainnya yang terkaiddengan tugas sebagai dosen yang ditetapkan dengan prinsip penghargan atas dasar prestasi. Hak berikutnya adalah mendapatkan pomosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja, memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual. Dosen juga memiliki hak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi, akses sumber belajar, informasi, sarana dan prasarana pembelajaran, serta penelitian dan pengapdian kepada masyarkat. (http://prasko17.blogspot. co.id/2014/08/pengertian-hak-dan-kewajiban-dosen.html, diakses pada tanggal 22 januari 2016).
2.1.5   Pelayanan
Pelayanan dalam hal ini sangat erat kaitannya dengan hal pemberian kepuasaan terhadap pelanggan, pelayanan dengan mutu yang baik dapat memberikan kepuasaan yang baik pula bagi pelanggannya, sehingga pelanggan dapat lebih merasa diperhatikan akan keberadaanya oleh pihak perusahaan. Loina Beranggapan bahwa Pelayanan merupakan suatu proses keseluruhan dari pembentukan citra perusahaan,baik melalui media berita, membentuk budaya perusahaan secara internl, maupun melakukan komunikasi tentang pandangan kepada para pemimpin pemerintahan serta public lainnya yang berkepentingan (http://www.definisi-pengertian.com/ 2015/07/definisi-pengertian-pelayanan.html, diakses pada tanggal 14 Februari 2016).
Pelayanan adalah proses pemenuhan kebutuhan melalui aktivitas orang lain secara langsung. Sedangkan, pengertian pelayanan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, pelayanan adalah menolong menyediakan segala apa yang diperlukan orang lain seperti tamu atau pembeli. Menurut Kotler (1994), pelayanan adalah aktivitas atau hasil yang dapat ditawarkan oleh sebuah lembaga kepada pihak lain yang biasanya tidak kasat mata, dan hasilnya tidak dapat dimiliki oleh pihak lain tersebut. Hadipranata (1980) berpendapat bahwa, pelayanan adalah aktivitas tambahan di luar tugas pokok (job description) yang diberikan kepada konsumen-pelanggan, nasabah, dan sebagainya-serta dirasakan baik sebagai penghargaan maupun penghormatan (http://www. Pengertian ahli. com/2014/08/ pengertian- pelayanan- apa-itu-pelayanan.html, diakses pada tanggal 14 Februari 2016).
2.1.6   Sistem Informasi Akademik (SIAKAD)
1.    Pengertian SIAKAD
SIAKAD (Sistem Informasi Akademik) adalah Suatu sistem Informasi Akademik yang dibangun untuk memberikan kemudahan kepada pengguna dalam kegiatan administrasi akademik kampus secara online, seperti proses Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB), pembuatan kurrikulum, pembuatan jadwal kuliah, pengisian Kartu Rencana Studi (KRS), pengisian nilai, pengelolaan data dosen & mahasiswa (http:// www.siakad-online.com/content/apa-itu-siakad-online, diakses pada tanggal 14 februari 2016).
Sistem Informasi Akademik secara khusus dirancang untuk memenuhi kebutuhan Perguruan Tinggi yang menginginkan layanan pendidikan yang terkomputerisasi untuk meningkatkan kinerja, kualitas pelayanan, daya saing dan kualitas SDM yang dihasilkannya. Sistem Informasi Akademik sangat membantu dalam pengelolaan data nilai mahasiswa, mata kuliah, data staf pengajar (dosen)serta administrasi fakultas/jurusan yang sifatnya masih manual untuk dikerjakan dengan bantuan Software agar mampu mengefektifkan waktu dan menekan biaya operasional. Sistem Informasi Akademik juga telah disesuaikan dengan kebutuhan Perguruan Tinggi termasuk pembuatan laporan EPSBED (Evaluasi Program Studi Berbasiskan Evaluasi Diri) yang diserahkan kepada DIKTI setiap semester secara otomatis (https://sistem informasiakademik.wordpress.com/tag/siakad/, diakses pada tanggal 14 februari 2016).
2.    Tujuan dan Manfaat SIAKAD
Adapun tujuan dan manfaat yang dapat diambil dari penerapan sistem informasi akademik adalah (http://khoirulumam2426. blogspot.co.id//2015/02/sistem-informasi-akademik-siakad.html, diakses pada tanggal 14 Februari 2016) : 
1.      Pengajuan KRS Pengajuan KRS (KRS Online) merupakan tempat yang dipergunakan bagi mahasiswa untuk melakukan entry mata kuliah/ pengambilan mata kuliah pada tiap semester. Setiap mahasiswa baru dapat menggunakan fasilitas ini setelah memenuhi semua persyaratan untuk pengajuan KRS, antara lain telah membayar SPP, PRKS, internet, perpustakaan dsb. Pengajuan KRS ini aktif pada waktu tertentu yaitu pada waktu KRS awal semester/semester sisipan.
2.      Dibentuknya Siakad tujuannya adalah untuk meningkatkan informasi akademik tidak hanya bagi mahasiswa tetapi juga sangat penting untuk dosen, dengan adanya Siakad dosen bisa tahu persis terutama mengenai jadwal mengajar dan juga mengetahui lebih jauh mengenai mahasiswa, yaitu dengan komunikasi secara langsung dengan mengeluarkan Hot Massages untuk memberikan pengumuman kepada mahasiswa.
3.      Selain itu dengan adanya Siakad bisa mengcover mengenai presensi dosen dan apabila dosen mempunyai kinerja buruk maka akan muncul dalam Hot massages tentang keluhan mahasiswa terhadap kinerja dosen yang tidak pernah mengajar.
4.      Kemudian dengan adanya Siakad membantu ploting mata kuliah, dengan jadwal tersebut untuk hari dan jamnya menjadi lebih pasti dan pengambilan mata kuliah oleh mahasiswa yang bisa langsung diakses, dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa langsung memilih kelas A atau kelas yang lainnya.
5.      Keuntungan dengan adanya Siakad banyak yang dirasakan antara lain untuk melihat data yang diminta khususnya data akademik cepat sekali, untuk mahasiswa sendiri menjadi lebih cepat karena dihubungkan dengan internet, efisien karena tidak perlu datang ke kampus tetapi cukup dilakukan dirumah ataupun melalui internet dimanapun mereka berada kecuali mereka mempunyai masalah yang harus diselesaikan dikampus.
6.      Keuntungan yang lain bahwa nilai langsung bisa di Online, artinya mahasiswa dapat melihat secara Online melalui komputer nilai yang dimilikinya, kemudian mahasiswa setiap saat bisa melihat perkembangan IP dan IPK nya dan mahasiswa juga dapat melihat mata kuliah apa yang dapat diambil selanjutnya, salah satunya jatah KRS semester depan sudah tahu tanpa harus konsultasi terlebih dahulu ke dosen wali .
2.2    Kerangka Pemikiran
Setiap penelitian yang dilakukan selalu memerlukan landasan berfikir dalam memecahkan masalah atau menyoroti masalahnya. Penyusunan kerangka pikiran penelitian, uraian dalam kerangka pikir merupakan hasil berfikir rasional yang dituangkan secara tertulis meliputi aspek-aspek yang terdapat di dalam masalah atau sub masalah (Nawawi, 1991 : 56). 
Inti dari permasalahan dalam penelitian yang akan dilakukan yaitu pola atau model komunikasi yang terjadi antara mahasiswa dengan dosen menyangkut pelayanan dalam Sistem Informasi Akademik (SIAKAD). Pelayanan disini menyangkut Pengimputan Nilai Mahasiswa, Penawaran Mata Kuliah, dan Informasi Nilai Mata Kuliah Mahasiswa.
Permasalahan dalam penelitian ini akan dibahas dengan menggunakan pendekatan model dasar komunikasi yaitu model komunikasi linear yang dikemukakan oleh Shannon dan Weaver (1949) dan model komunikasi Sirkuler yang dikemukakan oleh Wilbur Schramm (1954) Seperti yang dikutip oleh (Mulyana, 2011 :148-153). Model komunikasi linear Shannon dan Weaver menggambarkan komunikasi satu arah. Elemen dasar model ini antara lain, sumber informasi, alat pemancar, sumber noise (gangguan), alat penerima dan tujuan. Sedangkan model komunikasi sirkuler secara harfiah berarti bulat, bundar atau keliling. Dalam proses sirkuler terjadi umpan balik dari komunikan ke komunikator, sebagai penentu keberhasilan komunikasi (Mulyana, 2011 : 153).
Berdasarkan kedua Model Komunikasi tersebut, maka model komunikasi yang terjadi antara mahasiswa dengan dosen dalam pelayanan SIAKAD dapat berupa model Komunikasi linear atau model komunikasi Sirkuler ataupun bahkan kedua model tersebut dapat terjadi. Terkait hal tersebut, Dalam komunikasi linear, dosen dapat menjadi komunikator (sumber informasi) dan mahasiswa menjadi komunikan (penerima pesan), media yang dapat digunakan yaitu udara ataupun media lainnya, pesan yang disampaikan menyangkut tentang pelayanan Sistem Informasi Akademik yang menyangkut Pengimputan nilai mahasiswa, Penawaran Mata Kuliah, informasi nilai mata kuliah mahasiswa dan lain-lain, Sedangkan  dalam komunikasi sirkuler, mahasiswa menjadi komunikator ,namun diwaktu lain juga mahasiswa menjadi komunikan dan begitu juga dosen menjadi komunikator namun diwaktu lain dosen menjadi komunikan. Media dan pesan dalam komunikasi sirkuler sama dengan komunikasi linear menyakut pelayanan SIAKAD. Dalam komunikasi linear tidak ada feedback sedangkan  dalam komunikasi sirkuler terjadi feedback atau umpan balik yang terjadi antara mahasiswa maupun dosen sehingga proses komunikasi berjalan terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Dalam prose komunikasi baik linear maupun sirkuler ada elemen noise (gangguan) baik gangguan yang berasal dari mahasiswa maupun gangguan yang berasal dari dosen.
Model komunikasi linear Shannon dan Weaver (1949) dan Model Komunikasi Sirkuler Wilbur Schramm (1954) dianggap cukup memadai untuk memecahkan permasalahan Model Komunikasi Mahasiswa dengan Dosen dalam Pelayanan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Haluoleo. Untuk mengetahui model apa yang terdapat pada permasalahan tersebut, maka peneliti meninjau kembali proses komunikasi yang dilakukan  mahasiswa dengan Dosen saat Pengimputan Nilai, penawaran mata kuliah, dan informasi nilai mata kuliah mahasiswa dalam pelayanan Sistem Informasi Akademik (SIAKAD).
Untuk menjelaskan keterkaitan antara teori dengan permasalahan yang akan diteliti, maka peneliti menggambarkan keterkaitan tersebut dalam bagan kerangka pikir sebagai berikut :













Bagan Kerangka Pikir



 

















Sumber : Hasil Modifikasi Peneliti, 2016
full teks Download DISINI